Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keberjalanan siswa dalam
menanamkan nilai karakter gotong royong dan pangerten dengan mengadopsi social
learning theory dari Albert Bandura sebagai upaya memperbaiki kualitas
keterampilan perilaku sosial siswa tunanetra di SLB A YKAB Surakarta. Peneliti
juga mengkaji implikasi yang ditimbulkan dari perubahan sikap serta perilaku
sosial dari siswa tunanetra melalui implementasi dalam proses pembelajaran.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan
fenomenologi. Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini
meliputi wawancara informan, observasi, dan dokumentasi. Wawancara dilakukan
dengan berbagai pihak yang terlibat atau memiliki kapasitas terkait proses
penanaman nilai karakter gotong royong dan pangerten, yaitu guru, siswa
tunanetra, dan orang tua. Teknik penentuan informan yang digunakan adalah jenis
purposive sampling. Observasi dilaksanakan dengan mengamati langsung
lokasi penelitian yang telah ditentukan yaitu dengan mendatangi SLB A YKAB
Surakarta. Dokumentasi dilakukan dengan menggunakan dan mengumpulkan sumber
dokumen yang bersifat publik meliputi data siswa tunanetra, kajian literatur,
fasilitas media pembelajaran, studi pustaka, foto penelitian, dan dokumen.
Selanjutnya data dianalisis melalui model interaktif Miles dan Huberman. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penanaman nilai karakter gotong royong dan pangerten
pada siswa tunanetra dengan memanfaatkan rangkaian tahapan proses dalam
social learning yaitu Attention, Retention, Production, dan Motivation
telah berjalan dengan baik. Hal ini ditemukan kesesuaian terhadap cara dan
strategi yang dilakukan oleh siswa tunanetra untuk menginternalisasi nilai
tersebut di akivitas kegiatan belajar. Perhatian sebagai awal proses (Attention),
diterapkan siswa tunanetra melalui cara (1) Memperhatikan informasi pengetahuan
nilai dari guru, (2) Memanfaatkan informasi dari media braille, (3) Mengenal
nilai karakter dari aktivitas pendukung belajar yaitu orientasi mobilitas “OM”
danketerampilan minat bakat. Hubungan berlanjut pada strategi (Retention)
siswa (1) Dengan contoh tindakan perilaku dari nilai, (2) Interaksi feedback
pada aktivitas tanya-jawab. Aktualisasi perilaku siswa terkait perubahan
sikap proses produksi (Production), (1) Muncul rasa inisiatif membantu pada
siswa lain, (2) Menumbuhkan perilaku
bersifat kebersamaan. Terakhir penguatan motivasi (Motivation), (1)
Apresiasi secara verbal, (2) Reward berupa hadiah.