Energi merupakan hal yang vital bagi kenyamanan dan
kemudahan hidup manusia di era modern. Ketika industrialisasi terus dilakukan
untuk alasan kesejahteraan, banyak negara di dunia semakin bergantung pada energi
berbahan bakar fosil. Namun demikian, penggunaan energi fosil menimbulkan
masalah kesehatan dan berdampak buruk terhadap lingkungan, berkontribusi
terhadap pemanasan global, perubahan iklim, dan berbagai masalah polusi. Menanggapi
hal tersebut, beberapa kelompok negara telah membuat berkomitmen untuk
mengurangi penggunaan energi fosil dan mendorong penggunaan energi terbarukan
pada Paris Agreement. Selain itu,
diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai konsumsi energi terbarukan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi konsumsi energi terbarukan. Dengan menganalisis data dari 133
negara antara tahun 2011 dan 2021, Peneliti memeriksa berbagai karakteristik
negara, seperti perkembangan ekonomi, pertumbuhan keuangan, sumber daya
manusia, dan kemajuan teknologi pada konsumsi energi terbarukan. Hasil
pengujian menunjukkan bahwa perkembangan keuangan dan sumber daya manusia suatu
negara masih berpengaruh negatif terhadap konsumsi energi terbarukan. Namun, Peneliti
tidak menemukan bukti signifikan mengenai hubungan antara pertumbuhan ekonomi
suatu negara dengan perkembangan teknologi dan peningkatan konsumsi energi
terbarukan.
Mengkonsumsi energi terbarukan merupakan tantangan dan biaya yang mahal bagi suatu negara, karena memerlukan investasi dan perubahan perilaku manusia. Oleh karena itu, diperlukan komitmen yang lebih kuat dari pemerintah untuk mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan.