Abstrak


Urbanisasi dan Kualitas Lingkungan Permukiman di Pusat Kota Berdasarkan Pendekatan Liveable City (Studi Kasus: Kawasan Margonda)


Oleh :
El Innasya Aulidya Putri - I0620028 - Fak. Teknik

Perkembangan urbanisasi yang terjadi di Kawasan Margonda tidak bisa dihindari dan telah memberikan berbagai dampak terhadap kehidupan penduduk perkotaan. Hal ini dialami dengan penduduk yang terus berdatangan untuk tinggal menetap karena kemudahan aksesibilitas menuju Kota Jakarta serta kualitas lingkungan yang baik dan nyaman. Keterbatasan ruang muncul sebagai akibat dari fenomena kepadatan penduduk serta permukiman yang terus berkembang. Kondisi ini memengaruhi kualitas lingkungan permukiman yang juga dapat memberikan pengaruh terhadap kelayakhunian perkotaan. Meskipun demikian, keterbatasan dalam memahami seberapa besar urbanisasi mempengaruhi kelayakhunian pada kualitas lingkungan permukiman di pusat kota secara spesifik belum ada penelitian yang membahas lebih lanjut. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa besar urbanisasi mempengaruhi kualitas lingkungan permukiman yang ditinjau melalui pendekatan liveable city. Penilaian kelayakhunian melalui pendekatan liveable city dilakukan dengan mengevaluasi empat dimensi: dimensi sosial, dimensi ekonomi, dimensi fisik lingkungan, dan dimensi fungsional. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif melalui analisis skoring dan analisis regresi logistik ordinal dengan teknik pengumpulan data berupa observasi lapangan, penyebaran kuesioner, dan studi kepustakaan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa urbanisasi secara besar berpengaruh terhadap dimensi fisik lingkungan, secara moderat berpengaruh terhadap dimensi sosial, secara kecil berpengaruh terhadap dimensi ekonomi dan dimensi fungsional. Secara keseluruhan pengaruh urbanisasi terhadap kualitas lingkungan permukiman tergolong sedang dengan nilai rata-rata 45,4%. Hal ini menunjukkan bahwa pada penelitian ini, variabel independen hanya mampu memberikan pengaruh sebesar 45,4% terhadap variabel dependen. Dengan demikian, 54,6% lainnya dapat dijelaskan oleh variabel lain di luar model penelitian ini.