Penelitian ini mengembangkan model persediaan yang
terdiri dari pemanufaktur dan pengecer dengan mempertimbangkan hybrid
production, penundaan pembayaran, produk cacat, dan kebijakan carbon
cap-and-trade. Pemanufaktur menjalankan fasilitas green production dan
conventional production secara bersamaan untuk mengurangi jumlah emisi
karbon yang dihasilkan. Model ini juga mengimplementasikan kebijakan carbon
cap-and-trade untuk mengurangi emisi dari aktivitas rantai pasok. Penundaan
pembayaran berperan dalam meningkatkan total keuntungan gabungan rantai pasok
dengan mendorong terjadinya peningkatan rata-rata permintaan. Pengembangan
model ini dibuat menjadi tiga skenario berdasarkan periode penundaan
pembayaran, waktu inspeksi, dan waktu siklus. Penelitian ini bertujuan untuk
menentukan waktu siklus, harga jual produk, tingkat produksi, green
investment factor, dan jumlah pengiriman untuk mengoptimalkan total
keuntungan gabungan. Algoritma pencarian solusi optimal diusulkan untuk
menyelesaikan permasalahan dan contoh numerik disajikan untuk menerapkan model
yang diusulkan. Analisis sensitivitas dilakukan untuk mengetahui pengaruh
perubahan parameter terhadap perilaku model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penundaan pembayaran dapat meningkatkan total keuntungan gabungan rantai pasok
dengan menentukan waktu siklus, harga jual produk, tingkat produksi, green
investment factor, dan jumlah pengiriman. Namun, peningkatan periode
penundaan pembayaran akan meningkatkan total emisi karbon karena terdapat
peningkatan rata-rata permintaan yang menyebabkan peningkatan emisi pada
penyimpanan, transportasi, dan rework.