Abstrak


KONSTRUKSI SOSIAL NILAI GUYUB RUKUN DAN EWUH PAKEWUH PADA SISWA TUNANETRA DI SEKOLAH LUAR BIASA A YKAB KOTA SURAKARTA


Oleh :
Firdaus Dipawijaya - K8420028 - Fak. KIP

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui langkah strategis penanaman dan pemaknaan nilai guyub rukun dan ewuh pakewuh serta wujud aktualisasinya pada siswa tunanetra. Penelitian ini menggunakan teori konstruksi sosial Peter L. Berger dan Thomas Luckmann sebagai upaya dalam membentuk karakter siswa tunanetra di SLB A YKAB Surakarta sesuai dengan nilai guyub rukun dan ewuh pakewuh. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan fenomenologi. Data dikumpulkan dengan wawancara, observasi dan dokumentasi. Teknik wawancara dilaksanakan dengan informan yang terlibat dalam proses kontruksi sosial nilai guyub rukun dan ewuh pakewuh pada siswa tunanetra, meliputi kepala sekolah, guru dan siswa tunanetra SLB A YKAB Surakarta serta komunitas Solo Bersimfoni. Informan dalam penelitian ini ditentukan dengan teknik purposive sampling yang terdiri dari siswa tunanetra kelas 5 SD, guru pengajar selama minimal 3 tahun, dan kepala sekolah periode 2024. Teknik pengumpulan data dengan observasi berupa pengamatan terlibat secara langsung dalam aktivitas guru dan siswa tunanetra dalam pembelajaran dan kehidupan sehari-hari. Teknik dokumentasi dilakukan dengan pengumpulan data melalui berbagai sumber literatur dengan menganalisis dokumen artikel dan situs web yang relevan dilengkapi foto penelitian. Data-data yang telah dikumpulkan dikaji dengan menggunakan teknik analisis model interaktif oleh Miles dan Huberman. Hasil dari penelitian ini menunjukkan terjadinya proses konstruksi sosial nilai guyub rukun dan ewuh pakewuh pada siswa tunanetra yang diupayakan dengan 3 tahapan. Tahapan tahapan tersebut antara lain: (1) Diawali dengan pengenalan terhadap nilai guyub rukun dan ewuh pakewuh pada siswa tunanetra yang dilakukan dengan menggunakan media buku braille cerita rakyat dan metode bercerita oleh guru; (2) Pemaknaan terhadap kedua nilai tersebut sebagai respon atas pengenalan yang telah dilakukan; (3) Tahap aktualisasi nilai guyub rukun dan ewuh pakewuh pada siswa tunanetra. Proses aktualisasi nilai diupayakan melalui 3 strategi, yaitu (1) Kegiatan ekstrakurikuler berupa senam dan jalan sehat dengan membiasakan bersosialisasi dengan lingkungan sosial untuk mecerminkan kebiasaan sopan santun; (2) Kegiatan Orientasi Mobilitas dengan membiasakan saling bergandengan tangan untuk mencerminkan kebiasaan saling tolong-menolong dan kebersamaan; (3) Pendidikan terintegrasi mata Pelajaran Bahasa Jawa dengan menerapkan 3 kata Ajaib untuk mencerminkan sikap segan dengan guru.