Abstrak


Analisis Pengendalian Kualitas Produk Minyak Goreng Zico Pada PT Pradja Agro Indoland Menggunakan Metode Statistical Quality Control (SQC)


Oleh :
Fitriyani Mega Utami - H0820047 - Fak. Pertanian

Kelapa (Cocos nucifera L.) merupakan salah satu tanaman tropis dari

subsektor perkebunan yang memiliki beragam manfaat dan khasiat. Potensi

tanaman kelapa menjadikannya sebagai tanaman komersial yang memiliki nilai jual

tinggi. Saat ini banyak usaha industri yang mengembangkan produk turunan kelapa,

salah satunya minyak goreng Zico. Kualitas produk minyak goreng Zico mengalami

kendala yaitu tingginya jumlah produk minyak goreng yang kurang layak (produk

gagal) dibandingkan dengan jumlah produk minyak goreng yang layak (produk

bagus). Pengendalian kualitas penting dilakukan untuk menjaga kualitas produk

agar tetap memenuhi standar kualitas yang diterapkan.

Penelitian ini dilakukan di PT Pradja Agro Indoland dan bertujuan untuk

menganalisis pengendalian kualitas produksi minyak goreng Zico, mengetahui

faktor-faktor yang mempengaruhi kerusakan produk, serta merumuskan solusi

perbaikan kualitas. Metode yang digunakan yaitu metode Statistical Quality

Control (SQC) yang bertujuan untuk menganalisis apakah pengendalian kualitas

yang dilakukan sudah dikatakan layak atau tidak. Metode SQC menggunakan alat

bantu analisis yang dikenal dengan seven tools yang meliputi lembar pemeriksaan,

peta kendali, diagram alir, dan diagram sebab-akibat.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengendalian

kualitas minyak goreng Zico sudah layak namun masih perlu perbaikan

kedepannya. Pada lembar pemeriksaaan diketahui jenis kerusakan yang diamati

yaitu kerusakan secara fisik yaitu warna dan bau, serta kerusakan secara kimia yaitu

kadar air, kadar kotoran, dan kadar asam lemak bebas. Jenis kerusakan yang tidak

memenuhi standar SNI 01-3741-2002 adalah warna minyak kuning pucat, berbau

agak tengik, dan kadar air melebihi 0,1%. Diagram alir menunjukkan proses

produksi minyak goreng Zico yang meliputi penerimaan bahan baku, penyabunan,

pencucian, pemasakan, dan penyaringan. Berdasarkan peta kendali, tidak ada titik

yang melewati garis CL=0,0048; UCL=0,0068; LCL=0,0027 yang berarti kualitas

produk masih dapat ditoleransi. Diagram sebab-akibat menunjukkan bahwa

terdapat empat faktor yang mempengaruhi kerusakan produk yaitu bahan baku,

mesin, tenaga kerja, dan metode. Adapun solusi perbaikan yang diusulkan yaitu

peningkatan standar kualitas bahan baku, pembagian tugas pekerja sesuai

kemampuan dan keahlian, lebih rutin melakukan pemeliharaan mesin produksi, dan

meningkatkan pengawasan terhadap titik kritis produksi meliputi penambahan

larutan KOH, pengawasan suhu pemasakan, dan proses pencucian.