Letak geografis Indonesia yang dilewati oleh garis khatulistiwa
menjadikan Indonesia mempunyai potensi yang besar dalam memanfaatkan energi
matahari. Energi matahari dapat dimanfaatkan menggunakan beberapa metode,
diantaranya dengan menggunakan panel photovoltaic atau panel PV. Sistem
PV dapat dipasang dalam dua topologi utama, yaitu sistem PV yang digabungkan
langsung ke baterai atau PV direct-coupling dan sistem PV yang terhubung
ke baterai melalui perangkat solar charge controller (SCC) berjenis maximum
power point tracking (MPPT). Namun, penggunaan MPPT meningkatkan biaya
investasi sistem sehingga tidak terjangkau oleh banyak masyarakat
berpenghasilan rendah. Sebaliknya, sistem PV direct-coupling dapat
menjadi alternatif yang hemat biaya di mana MPPT tidak digunakan. Penelitian
ini bertujuan untuk menerapkan sistem PLTS dengan metode direct-coupling
dan membandingkan kinerja pengisian baterai lead acid dengan metode direct-coupling
dan MPPT pada PLTS-baterai. Penelitian ini dilakukan dengan mensimulasikan
sistem PLTS dengan metode direct-coupling pada software
MATLAB/Simulink yang kemudian dilakukan penerapan pada perangkat keras yang
sudah dirancang. Dalam penerapannya, PLTS dengan metode direct-coupling
menggunakan sistem proteksi overcharge baterai. Pengujian menunjukkan
pada variasi PV 50 Wp dengan metode direct-coupling dapat mengisi
baterai hingga 11,579 Ah, sedangkan dengan metode MPPT dapat mengisi hingga
16,183 Ah. Kemudian, pada variasi PV 100 Wp dapat mengisi hingga 19,652 Ah,
sedangkan dengan metode MPPT dapat mengisi hingga 23,042 Ah. Dengan hasil yang
hampir sama pada variasi PV 100 Wp dan dengan biaya investasi yang lebih murah
23,6% menjadikan pengisian baterai lead acid menggunakan metode
direct-coupling pada sistem PLTS dapat menjadi pilihan alternatif.