Salah satu jenis kerusakan permukaan jalan dari material campuran beraspal, adalah terjadinya retak mikro. Retak mikro adalah retak yang sangat kecil pada permukaan jalan, yang dapat terjadi karena berbagai sebab, antara lain akibat beban lalu lintas, penuaan bitumen, dan lain-lain. Dewasa ini telah dikembangkan metode rekayasa untuk penyembuhan diri sendiri dari material perkerasan jalan jenis AC-WC, sehingga ketika mengalami retak mikro, dapat menutup kembali, tanpa menambahkan material baru. Metode ini disebut sebagai Self-Healing Asphalt (SHA). Rekayasa yang dilakukan agar mempunyai sifat tersebut adalah dengan mensubstitusi sebagian material agregat halus, dengan material yang bersifat feromagnetik yang dapat menghantarkan panas jika diberi induksi.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui laju perubahan suhu dari tiga jenis material AC-WC, yang menggunakan prinsip SHA. Jenis yang pertama adalah dengan melakukan subtitusi material yang bersifat feromagnetik dengan kadar 25%, kedua 50%, dan terakhir 100%. Jenis pengujian yang dilakukan adalah uji Marshall dan uji induksi elektromagnetik. Uji Marshall dilakukan untuk mengetahui nilai stabilitas dan kadar aspal optimum (KAO). Uji induksi dilakukan dengan cara memberikan induksi elektromagnetik dengan alat induksi. Spesimen material AC-WC dikatakan memiliki sifat self-healing apabila mampu menghantarkan panas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai KAO dengan bahan tambah agregat halus feromagnetik sebesar 25%, 50%, dan 100% secara berurutan adalah 5,5%, 5,44%, dan 5,3%. Ketika diberi induksi elektromagnetik, campuran aspal dengan bahan tambah agregat halus feromagnetik mampu menghantarkan panas induksi. Pada campuran aspal dengan kadar bahan tambah 100%, suhu tertinggi mencapai 106,4 °C dan laju perubahan suhu tertinggi sebesar 2,58 °C/menit. Semakin tinggi kadar agregat halus feromagnetik pada campuran aspal, semakin tinggi juga suhu yang dihasilkan ketika diinduksi pada durasi yang sama.