Abstrak


REPRESENTASI PEREMPUAN DALAM BUDAYA MASKULIN PADA PAGUYUBAN KESENIAN JARAN BIGAR HALILINTAR DI DESA SEWUREJO KECAMATAN MOJOGEDANG KABUPATEN KARANGANYAR


Oleh :
Erlina Widya Novelia - D0320032 - Fak. ISIP

Erlina Widya Novelia. D0320032. 2024. “Representasi Perempuan dalam Budaya Maskulin pada Paguyuban Kesenian Jaran Bigar Halilintar di Desa Sewurejo, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar”. Skripsi. Pembimbing: Dr. Argyo Demartoto, M.Si. Program Studi Sosiologi. Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Universitas Sebelas Maret. Surakarta. 

Penelitian ini menyoroti keterlibatan perempuan dalam Paguyuban Kesenian Jaran Bigar bernama Halilintar yang berasal dari Dusun Bulukerto, Desa Sewurejo, Kecamatan Mojogedang, Kabupaten Karanganyar. Penelitian ini ditelisik dengan tujuan untuk memperoleh pemahaman komprehensif terkait representasi perempuan di tengah-tengah dominasi budaya maskulin terutama dalam Kesenian Jaran Bigar. Secara metodologis, penelitian ini termasuk ke dalam metode penelitian studi kasus tunggal. Prosedur pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara tidak terstruktur, observasi partisipatoris, dan dokumentasi. Informan terdiri dari informan kunci, informan utama, dan informan pendukung. Adapun proses analisis data dilakukan melalui tahap pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, penarikan kesimpulan, dan verifikasi. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah performativitas gender oleh Judith Butler dan tindakan sosial oleh Max Weber. Hasil penelitian ini adalah representasi anggota perempuan dilihat dari beberapa aspek, yaitu akses, kontrol, partisipasi, dan komponen tari, yang kemudian menghasilkan identitas gender perempuan yang diperoleh karena performanya melalui representasi yang anggota perempuan mainkan dan ditampilkan secara sosial dalam Paguyuban Kesenian Jaran Bigar Halilintar. Bergabungnya anggota perempuan juga didasari dan didorong oleh faktor internal dan faktor eksternal. Selain itu, keikutsertaan perempuan dalam Paguyuban Kesenian Jaran Bigar memiliki dampak tersendiri untuk internal paguyuban, anggota perempuan, dan penonton. Meski demikian, kehadiran perempuan dalam Paguyuban Kesenian Jaran Bigar yang berbasis budaya maskulin telah diterima dengan baik oleh masyarakat Desa Sewurejo.