Pemberian makanan tambahan (PMT) berupa crackers dibuat sebagai kontribusi untuk mengurangi kasus balita gizi kurang yang meningkat setiap tahunnya. Sebagai upaya mengurangi penggunaan tepung terigu, maka dilakukan substitusi menggunakan tepung berbahan dasar pangan lokal, misalnya tepung mocaf yang tinggi karbohidrat dan serat. Akan tetapi, tepung mocaf rendah protein sehingga perlu penambahan bahan pangan sumber protein, seperti tepung kuning telur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dari perbandingan tepung terigu dan mocaf serta penambahan tepung kuning telur terhadap karakteristik fisik, kimia, mikrobiologi, dan organoleptik crackers. Tahapan penelitian ini dibagi menjadi tiga tahap, antara lain (a) penentuan bahan baku crackers dari tepung mocaf, tepung terigu, dan tepung kuning telur; (b) karakterisasi crackers; dan (c) penentuan formulasi terbaik crackers. Penelitian ini menggunakan SPSS Two Way Anova dengan dua faktor yaitu perbandingan tepung terigu dan mocaf (75:25, 50:50, 25:75) dan penambahan tepung kuning telur (30, 35, dan 40 gram). Hasil penelitian menunjukkan bahwa crackers dengan formulasi terbaik berdasarkan karakteristik organoleptik yaitu F1P1 (tepung terigu 75%, tepung mocaf 25%, dan tepung kuning telur 30 gram). Crackers F1P1 memiliki nilai hardness 349,45±37,02 gf; fracturability 4,34±0,58 mm; nilai L* 67,62±0,83; nilai a* 10,46±0,93; nilai b* 32,37±0,45; kadar air 3,34±0,50%; kadar abu 1,68±0,15%; kadar lemak 22,60±2,96%; kadar protein 10,43±0,14%; kadar karbohidrat 57,10±1,59%; TPC bakteri 4x10^1 cfu/g, organoleptik parameter warna 5,5 (agak suka), aroma 5,3 (agak suka), rasa 5,27 (agak suka), kehalusan dalam mulut 5,4 (agak suka), kemudahan ditelan 5,7 (suka), keseluruhan 5,67 (suka), dan penerimaan pada balita sebesar 5,967 (suka).
