Kekerasan psikis antarsiswa merupakan masalah dalam dunia pendidikan yang juga dapat terjadi antarsiswa tunanetra di sekolah luar biasa. Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi strategi, faktor penghambat, serta dampak penguatan karakter berbasis budaya grapyak semanak dalam pencegahan kekerasan psikis antarsiswa tunanetra di SLB A YKAB Surakarta. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif jenis deskriptif dengan melibatkan tiga guru dan tujuh siswa tunanetra kelas VI SDLB sebagai informan. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi partisipan, wawancara semi terstruktur, dan dokumentasi. Data yang terkumpul kemudian dianalisis dengan model interaktif yang meliputi reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan: 1) penguatan karakter berbasis budaya grapyak semanak dalam pencegahan kekerasan psikis antarsiswa tunanetra diterapkan oleh guru melalui strategi storytelling serta bimbingan dan konseling; 2) faktor penghambat yang ditemukan termasuk kesulitan siswa tunanetra dalam meregulasi emosi negatif dan kurangnya sinergi antara orang tua dan guru; 3) strategi penguatan karakter berbasis budaya grapyak semanak berdampak positif pada sebagian besar aspek karakter grapyak semanak siswa tunanetra, namun tidak pada aspek kesadaran moral, pengendalian diri, dan kebiasaan. Dapat disimpulkan bahwa kekerasan psikis antarsiswa tunanetra masih terjadi di SLB A YKAB Surakarta karena karakter grapyak semanak siswa tunanetra belum terbentuk secara optimal. Guru siswa tunanetra di SLB A YKAB Surakarta disarankan untuk mengeksplorasi strategi penguatan karakter berbasis budaya grapyak semanak yang dapat mengakomodasi aspek kesadaran moral, kendali diri, serta kebiasaan siswa tunanetra. Melalui strategistrategi yang dapat mengakomodasi aspek-aspek tersebut harapannya karakter grapyak semanak siswa tunanetra dapat terwujud lebih optimal. Dengan karakter grapyak semanak yang terwujud optimal, harapannya kekerasan psikis antarsiswa tunanetra di SLB A YKAB Surakarta dapat tercegah secara lebih optimal.