Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan proses, konten, dan konteks literasi matematika pada materi statistika buku Matematika kelas VIII terbitan Kemendikbudristek dan buku Cambridge Checkpoint Mathematics Coursebook 8. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Data dalam penelitian ini adalah indikator yang muncul dari komponen proses, konten, dan konteks literasi matematika pada buku Matematika kelas VIII terbitan Kemendikbudristek dan buku Cambridge Checkpoint Mathematics Coursebook 8. Sampel dalam penelitian ini diambil menggunakan teknik purposive sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan dokumen. Teknik keabsahan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi. Teknik analisis data menggunakan tahap analisis Miles, Huberman, & Saldaña. Hasil penelitian ini sebagai berikut. Pertama, komponen proses literasi matematika pada buku Matematika kelas VIII terbitan Kemendikbudristek dan buku Cambridge Checkpoint Mathematics Coursebook 8 sama-sama mencapai proses employ dan interpret. Pada proses employ, kedua buku mengandung indikator seperti melakukan perhitungan sederhana, menerapkan fakta, aturan, algoritma, dan struktur matematika saat menemukan solusi, serta menggunakan dan beralih antara representasi yang berbeda dalam proses menemukan solusi. Pada proses interpret, kedua buku menekankan pada menafsirkan informasi yang disajikan dalam bentuk grafik dan/atau diagram serta mengevaluasi hasil matematika dalam konteksnya. Kedua, Kedua buku hanya mencakup konten uncertainty and data, karena bab yang diteliti adalah statistika yang semua jenis soalnya termasuk dalam kategori tersebut. Ketiga, komponen konteks literasi matematika Buku Kemendikbudristek mencakup tiga jenis konteks yaitu personal, occupational, dan societal. Konteks scientific tidak muncul sedangkan buku Cambridge mencakup keempat jenis konteks yaitu personal, occupational, societal, dan scientific. Buku Cambridge lebih komprehensif dalam mencakup semua jenis konteks literasi matematika, termasuk konteks scientific. Ini menunjukkan bahwa buku Cambridge mungkin lebih baik dalam memberikan siswa gambaran yang lebih luas tentang penerapan matematika dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk dalam konteks ilmiah. Buku Kemendikbudristek, meskipun mencakup beberapa konteks penting, tidak menyertakan konteks scientific. Hal ini dapat mengindikasikan keterbatasan dalam memperkenalkan siswa pada penerapan matematika dalam bidang ilmiah dan teknologi.