Abstrak


Strategi Adaptasi Sosial Kultural Masyarakat Tionghoa Di Solo Untuk Merawat Perayaan Imlek


Oleh :
Mirza Hamsadarma - D0320055 - Fak. ISIP

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bagaimana masyarakat Tionghoa di

Solo mengadaptasi budaya mereka dalam merawat dan memperingati perayaan

Imlek. Penelitian ini menggunakan teori Adaptasi Sosial dari Robert K Merton dan

teori Konflik dari Lewis A Coser. Lokasi penelitian mencakup tiga klenteng di Solo,

yaitu Klenteng Tien Kok Sie, Klenteng Cetya Ksitigarbha, dan Klenteng Poo An

Kiong. Klenteng-klenteng ini tidak hanya menjadi tempat ibadah, tetapi juga pusat

sosialisasi dan simbol toleransi antar agama. Metode penelitian yang digunakan

adalah kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Data dikumpulkan melalui

wawancara, observasi, dan studi dokumentasi. Peneliti menggunakan purposive

sampling untuk memilih 13-15 responden yang terdiri dari pengurus klenteng,

tokoh masyarakat Tionghoa, dan individu yang pernah terlibat dalam konflik terkait

perayaan Imlek. Teknik pengumpulan data mencakup wawancara mendalam

dengan penanggung jawab klenteng, observasi langsung kegiatan perayaan Imlek,

dan analisis dokumentasi terkait adaptasi sosial-kultural masyarakat Tionghoa.

Validitas data dijamin melalui triangulasi sumber untuk memperoleh pemahaman

yang komprehensif dan mendalam. Analisis data dilakukan melalui tiga tahap, yaitu

reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa strategi adaptasi sosial-kultural masyarakat Tionghoa di Solo

melibatkan pemeliharaan tradisi dan ritus perayaan Imlek sambil mengakomodasi

perubahan sosial dan lingkungan sekitar. Tantangan seperti penolakan lampion

karena kebisingan dan potensi kebakaran diatasi melalui dialog dengan masyarakat

sekitar dan penyesuaian dalam pelaksanaan perayaan. Penelitian ini memberikan

wawasan penting tentang bagaimana masyarakat Tionghoa di Solo

mempertahankan identitas budaya mereka dalam konteks sosial yang dinamis dan

beragam.