Stunting merupakan gangguan pertumbuhan yang terjadi pada anak di bawah lima tahun yang disebabkan oleh masalah gizi kronis. Faktor utama yang menjadi penyebab stunting adalah kurangnya konsumsi zat gizi makro seperti karbohidrat, protein, dan lemak, serta kurangnya konsumsi zat gizi mikro seperti vitamin dan mineral. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variasi formulasi tepung terigu, tepung ikan lele, dan tepung ubi jalar oranye dalam pembuatan biskuit terhadap kandungan gizi dan tingkat kesukaan, serta memilih formulasi terbaik untuk dilanjutkan pengujian mikronutrien dan pemenuhan AKG balita 1 – 3 tahun. Hasil uji kimia dianalisis menggunakan One Way Anova dan uji lanjut DMRT. Hasil uji tingkat kesukaan dianalisis menggunakan Kruskal Wallis dan uji lanjut Mann Whitney. Penentuan formulasi terbaik berdasarkan kandungan gizi protein dan hasil uji kesukaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variasi formulasi tepung terigu, tepung ikan lele, dan tepung ubi jalar oranye berpengaruh signifikan terhadap kandungan gizi (lemak, protein dan karbohidrat) dan tingkat kesukaan (aroma dan tekstur). Semakin rendah persentase tepung ikan lele dan semakin tingginya persentase tepung ubi jalar oranye akan menurunkan kadar lemak dan protein serta meningkatkan kadar karbohidrat dan tingkat kesukaan panelis terhadap aroma dan tekstur. Formulasi terbaik yang direkomendasikan pada penelitian ini adalah formulasi 2 dengan persentase tepung terigu 60%; tepung ikan lele 25%; dan tepung ubi jalar oranye 15%. Kandungan mikronutrien pada formulasi 2 adalah betakaroten sebesar 117 µg/100 g, seng 2,18 mg/100 g, dan zat besi 3,49 mg/100 g. Biskuit formulasi 2 ini dapat mencukupi kebutuhan harian balita 1 – 3 tahun sebanyak 5,13% karbohidrat; 16,75% lemak; 20,10% protein; 12,43% zat besi; 18,17% seng; dan 1,22?takaroten.