Jalan tol bertujuan untuk memudahkan pengguna berpindah tempat dengan kecepatan yang tinggi. Namun, volume kendaraan yang tinggi menyebabkan kemacetan pada gerbang tol. Selain itu, sistem pembayaran di gerbang tol juga turut andil sebagai penyumbang kemacetan. Saat ini, Gerbang Tol Bawen masih menggunakan sistem electronic card (e-money) yang mewajibkan pengguna tol berhenti pada gardu tol untuk melakukan proses transaksi. Penelitian ini bermaksud memodelkan dan mengevaluasi kinerja Gerbang Tol Bawen dengan sistem pembayaran e-money dibandingkan sistem pembayaran Single Lane Free Flow (SLFF), dan sistem pembayaran Multi Lane Free Flow (MLFF) menggunakan PTV Vissim.
Penelitian ini menggunakan dua metode, yakni metode kuantitatif dan metode analisis yang dilakukan dengan bantuan perangkat lunak PTV Vissim. Setelah data-data terkumpul, selanjutnya dilakukan pemodelan base model dan analisis dengan menggunakan PTV Vissim. Pada base model yang telah dibuat dilakukan proses kalibrasi dan validasi guna memperoleh hasil yang akurat dan representatif. Dalam proses kalibrasi dilakukan pengujian statistik Geoffrey E. Havers (GEH) terhadap volume kendaraan. Kemudian, dalam proses validasi dilakukan pengujian perbedaan relatif terhadap waktu tempuh kendaraan.
Berdasarkan pemodelan dan analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa kinerja Gerbang Tol Bawen pada kondisi eksisting menghasilkan rata-rata tundaan selama 46 detik dan panjang antrean sebesar 55 meter. Kinerja Gerbang Tol Bawen pada skenario simulasi SLFF menghasilkan rata-rata tundaan selama 8 detik dan panjang antrean sebesar 28 meter. Kinerja Gerbang Tol Bawen skenario simulasi MLFF menghasilkan rata-rata tundaan selama 5 detik tetapi tidak menimbulkan adanya antrean yang terjadi. Jika dilihat dari ketiga hasil kinerja model tersebut dapat dikatakan bahwa pada proses simulasi sistem pembayaran MLFF menghasilkan kinerja yang paling baik.