Penelitian ini bertujuan untuk (1) menjelaskan gastronomi sastra dalam film
pendek Nyawiji Migunani. (2) menjelaskan nilai-nilai pendidikan karakter dalam
film cekak Nyawiji Migunani. (3) menjelaskan relevansi dari film pendek Nyawiji
Migunani dengan pembelajaran bahasa Jawa di SMP. Penelitian ini merupakan
penelitian yang menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan
gastronomi sastra. Data penelitian ini terdiri atas aspek verbal yang didukung oleh
data non-verbal yang berupa kata, frasa, klausa, kalimat yang berhubungan
dengan proses hubungan manusia dan makanan, nilai estetika makanan, dan
makanan sebagai identitas serta nilai pendidikan karakter. Selain itu, terdapat data
dari hasil catatan lapangan berupa hasil wawancara dengan informan. Sumber
data penelitian ini dokumen yang berupa film pendek Nyawiji Migunani yang
ditranskrip ortografis dan kajian teori dari buku, artikel jurnal, dan E-book, selain
itu sumber data juga terdapat informan yang terdiri atas guru, perwakilan siswa
kelas VII, dan ahli bahasa. Teknik pengambilan data menggunakan teknik
purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan analisis dokumen dan
wawancara dengan informan. Uji validitas data menggunakan triangulasi sumber
data dan triangulasi teori. Analisis data dilakukan dengan interaktif menurut Miles
& Huberman. Hasil penelitiannya adalah (1) Gastronomi sastra aliran
fungsionalisme menurut alur (plot) drama terdapat hubungan manusia dan
makanan, nilai estetika makanan, dan makanan sebagai identitas. (2) nilai
pendidikan karakter menurut alur (plot) drama terdapat jujur, disiplin, kerja keras,
kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, menghargai prestasi, cinta damai,
peduli sosial dan tanggung jawab. (3) film pendek Nyawiji Migunani relevan
digunakan sebagai bahan ajar pembelajaran bahasa Jawa dalam capaian
pembelajaran fase D elemen membaca awujud peserta didik memahami informasi
berupa gagasan, pikiran, pandangan, arahan atau pesan dari berbagai jenis teks
(deskripsi/ narasi/ eksposisi/ argumentasi/ lainnya) pada konteks sosial budaya,
tingkat SMP kelas VII.