Abstrak


Strategi Ketidaksantunan dan Respons Ketidaksantunan dalam Serial Web 96 Jam


Oleh :
Amanda Komsatun Sa'diyyah - B0220002 - Fak. Ilmu Budaya

Fenomena ketidaksantunan menjadi hal yang umum terjadi di masyarakat baik secara lisan maupun tulis. Ketidaksantunan juga dapat dijumpai dalam serial yang ditayangkan di berbagai aplikasi. Salah satu serial web yang banyak ditemukan fenomena ketidaksantunan adalah serial web 96 Jam.

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah (i) bagaimana strategi ketidaksantunan yang digunakan tokoh-tokoh dalam serial web 96 Jam. dan (ii) bagaimana respons terhadap ketidaksantunan yang terdapat dalam serial web 96 Jam.

Tujuan dari penelitian ini adalah (i) mendeskripsikan strategi ketidaksantunan yang digunakan tokoh-tokoh dalam serial web 96 Jam dan (ii) mendeskripsikan respons terhadap ketidaksantunan yang terdapat dalam serial web 96 Jam.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif. Pendekatan yang diterapkan dalam penelitian ini adalah pendekatan pragmatik. Data dalam penelitian ini berupa dialog yang memuat tuturan yang mengandung strategi ketidaksantunan dan respons ketidaksantunan tokoh-tokoh serial web 96 Jam. Sumber data penelitian ini berasal dari serial web 96 Jam. Metode penyediaan data dalam penelitian ini menggunakan metode simak dengan teknik catat. Metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis kontekstual. Penyajian hasil analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode informal.

Hasil analisis penelitian ini meliputi dua, yakni (i) strategi ketidaksantunan yang ditemukan terdiri dari lima strategi, yaitu strategi ketidaksantunan tanpa basa-basi, strategi ketidaksantunan positif, strategi ketidaksantunan negatif, strategi kesantunan semu atau sarkasme, dan strategi menahan kesantunan. Strategi ketidaksantunan positif meliputi tujuh substrategi yakni mengabaikan orang lain, mengucilkan orang lain, menarik diri dari mitra tutur, menunjukkan rasa ketidaktertarikan, menggunakan sebutan atau julukan yang tidak tepat, menggunakan bahasa tabu dan kasar, serta membuat orang lain merasa tidak nyaman dengan bahasa yang digunakan. Strategi ketidaksantunan negatif meliputi tujuh substrategi yakni menakut-nakuti, mengejek, menghina atau merendahkan orang lain, meremehkan orang lain, melanggar ruang pribadi, secara eksplisit mengaitkan mitra tutur dengan aspek negatif, serta membuat orang lain seolah-olah berhutang budi kepada pembicara. Selanjutnya, (ii) respons terhadap ketidaksantunan yang ditemukan meliputi empat respons, yaitu strategi ofensif-ofensif, strategi ofensif-defensif, menerima, dan tidak merespons.