Yustina Pramudyawatie. K4220080. Pembimbing I: Dr. Astiana Ajeng Rahadini, S.Pd., M.Pd. Pembimbing II: Winda Dwi Lestari, S.Pd., M.Pd. ANALISIS MAKNA SIMBOLIK TRADHISI METHIL PARI DESA NGUJUNG SARTA RELEVANSINE SAJRONING PASINAON BASA JAWA ING SMA. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2024.
Penelitian ini bertujuan untuk: (1) menjelaskan tatacara tradisi Methil Pari Desa Ngujung, (2) menjelaskan makna simbolik ubarampe dalam tradisi Methil Pari Desa Ngujung, (3) menjelaskan relevansi hasil penelitian mengenai makna simbolik tradisi Methil Pari Desa Ngujung sebagai bahan ajar pembelajaran bahasa Jawa di SMA. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan semiotik berdasar pada teori semiotika Roland Barthes. Sumber data penelitian ini meliputi tempat dan peristiwa (tradisi Methil Pari di Desa Ngujung, Maospati, Magetan), informan (masyarakat Desa Ngujung, guru dan siswa kelas XI SMAN 1 Karas), dokumen ( dokumentasi tatacara Methil Pari Desa Ngujung, buku, jurnal, dan bausastra). Tatacara pengambilan data menggunakan purposive sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan cara wawancara, observasi, dan dokumentasi. Tatacara uji validitas data yang digunakan adalah triangulasi sumber data dan triangulasi teori. Analisis data dengan analisis model air Miles & Huberman. Hasil penelitian ini adalah sebagai berikut. Pertama, tatacara dalam tradisi Methil Pari desa Ngujung ada tujuh tatacara. Kedua, makna simbolik ubarampe dalam tradisi Methil Pari Desa Ngujung yaitu simbol ketrentraman, sifat baik, meminta dan sedekah, pengingat, kehidupan, keuletan dan kelembutan, kesempurnaan, rasa hormat, meminta keselamatan, kedewasaan, kekayaan, kebaikan, menghilangkan sifat jelek, persatuan, dan rasa syukur. Ketiga, hasil penelitian direlevasikan sebagai bahan ajar dalam pembelajaran bahasa Jawa di SMA yang diwujudkan dalam bentuk video.