Penggunaan masker setiap melakukan aktivitas di luar
rumah merupakan salah satu dari dampak pandemi Covid-19. Sebagian besar
masyarakat menggunakan masker sekali pakai, sehingga jumlah sampah masker
sekali pakai meningkat selama pandemi hingga pasca pandemi. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan perilaku masyarakat dalam mengolah
sampah masker sekali pakai pada saat pandemi dengan pasca pandemi. Metode penelitian
dilakukan dengan metode non-probability sampling dengan kriteria responden
berupa rentang umur responden 15-25 tahun, memiliki kegiatan sebagai pelajar,
mahasiswa, atau pekerja, melakukan kegiatan di luar rumah selama pandemi dan
pasca pandemi, serta mengenakan masker sekali pakai selama melakukan aktivitas
di luar rumah. Analisis data dilakukan dengan menggunakan metode perhitungan
Likert dan metode perhitungan elastisitas. Perhitungan elastisitas dilakukan
dengan penggunaan masker sekali pakai dengan pengolahan sampahnya sebagai
variabel. Hasil elastisitas pada penelitian menunjukkan adanya penurunan
perilaku masyarakat terhadap pengolahan sampah masker sekali dengan E = 0,535
sehingga termasuk dalam sifat tidak elastis yang menandakan bahwa setiap kenaikan
1% pada satu variabel, maka variabel lainnya hanya mengalami kenaikan di bawah
1%. Pengolahan sampah masker sekali pakai yang dilakukan masyarakat cukup
sesuai dengan yang dihimbaukan oleh pemerintah, yaitu dengan merusak sampah
masker sekali pakai, membuangnya di tempat sampah yang terpisah, kemudian
sampah masker sekali pakai dibakar untuk mencegah adanya potensi penularan Covid-19.