Perubahan kondisi ekonomi, teknologi, serta kebijakan jam kerja dan hak cuti karyawan di Indonesia beresiko mengancam work-life balance karyawan. Pada saat yang sama, industri garmen dihadapkan dengan gelombang PHK dan penutupan pabrik yang beresiko pada peningkatan job insecurity. Bagi karyawan pabrik garmen, ancaman penurunan work-life balance semakin besar akibat adanya job insecurity tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap hubungan antara job insecurity dan work-life balance dengan gender sebagai variabel moderasi pada karyawan pabrik garmen. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik accidental sampling. Total responden yang berpartisipasi berjumlah 385 karyawan pabrik garmen. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah Multidimensional Job insecurity Questionnaire (α=0,870) dan Work-Life Balance Scale (α=0,826). Perolehan data yang dianalisis menggunakan moderated regression analysis (MRA) menunjukkan adanya hubungan antara job insecurity dengan work-life balance dengan koefisien relasi (r) sebesar 0,678 (sig<0>