;
Latar belakang: Fase pubertas menjadi tahapan penting dalam kehidupan untuk mencapai maturitas organ reproduksi dan somatik. Setiap remaja akan mengalami masa transisi yang menunjukkan ciri-ciri seks sekunder hingga proses kematangan seksual, salah satunya menstruasi yang terjadi pada kaum perempuan. Menstruasi yang pertama kali terjadi atau menarke normalnya terjadi ketika berusia 13 tahun. Usia menarke wanita di Negara Indonesia rata-rata adalah 12,96 tahun dengan penurunan 0,145 tahun per dekade. Menarke dapat terjadi karena beberapa faktor yang meliputi status gizi, genetik, sosial ekonomi, paparan media massa orang dewasa, perilaku seksual, dan gaya hidup. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor status gizi berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT), stres, pola asuh, dan dominasi pola asuh terhadap usia menarke.
Subjek dan Metode: Penelitian ini menggunakan studi analitik observasional dengan desain cross sectional. Subjek dalam penelitian ini adalah siswi pada 5 SD Negeri di Kota Malang, Jawa Timur, Indonesia sejumlah 125 siswi yang dilaksanakan pada bulan Mei 2024. Variabel dependen adalah usia menarke. Variabel independen adalah status gizi (IMT), stres, pola asuh, dominasi pola asuh. Analisis data menggunakan model univariat, bivariat dengan Chi Square, dan multivariat dengan metode regresi linier ganda.
Hasil: Usia menarke menurun dengan stres (b = -0.50; 95% CI = -0.70 hingga -0.29; p <0 xss=removed xss=removed xss=removed xss=removed xss=removed xss=removed xss=removed xss=removed xss=removed xss=removed xss=removed xss=removed>
Kesimpulan: Analisis regresi linier ganda menunjukkan terdapat hubungan antara faktor stres, pola asuh otoriter orang tua, dominasi pola asuh, dan IMT terhadap penurunan usia menarke yang secara statistik signifikan. Keterbatasan pada penelitian ini adalah kuesioner siswi diisi sendiri oleh setiap subjek dimana masih berada pada bangku sekolah dasar berusia 9 – 13 tahun dan kuesioner orang tua diisi tanpa pengawasan langsung oleh peneliti. Pengembangan teori menarke pada siswi sekolah dasar perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan memperluas faktor demografi dan lingkungan, memperhatikan paparan media informasi, lemak tubuh, pola makan, dan aktivitas fisik.