Pemberdayaan masyarakat disabilitas sebagai masyarakat yang termarginalkan merupakan tugas pustakawan dari perpustakaan, khususnya perpustakaan umum. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana persiapan, proses, kendala, dan dampak yang ditimbulkan dari pelaksanaan kegiatan inklusi sosial pelatihan barista terhadap masyarakat disabilitas tunarungu di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga. Metode pada penelitian ini menggunakan kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Teknik pengumpulan data menggunakan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Data yang sudah dikumpulkan kemudian dianalisis dengan melakukan reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan. Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa kegiatan inklusi sosial pelatihan barista di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kota Salatiga dalam prosesnya perlu menyiapakan pelatih, juru bahasa isyarat, papan tulis, tempat pelatihan, serta menyiapkan alat dan bahan. Untuk proses pelatihan barista terdiri dari 5 tahapan, yaitu pengenalan alat-alat pengolahan kopi, praktik pengunaan alat-alat pengolahan kopi, praktik teknik seduh, pengenalan jenis kopi dari rasa dan aroma, dan terakhir praktik pembuatan kopi. Kendala yang ada selama proses pelatihan barista terdapat pada proses transfer informasi. Dampak yang dihasilkan dari kegiatan pelatihan barista berupa terlaksananya tujuan TPBIS Perpustakaan Nasional, bertambahnya ilmu pengetahuan peserta tentang pengolahan kopi pada bidang food and beverage kebaristaan, serta terbukanya lapangan pekerjaan baru.