Abstrak


Analisis Karakteristik Marshall pada Campuran Self-Healing Asphalt dengan Bahan Tambah Steel Wool Menggunakan Agregat Kuari Boyolali, Serang, dan Magetan


Oleh :
Kristoforus Anggun Wibowo - I0120090 - Fak. Teknik

Asphalt Concrete-Wearing Course (AC-WC) adalah jenis campuran beraspal bergradasi menerus.  Sifat dari AC-WC yang bergradasi menerus tersebut adalah memiliki rongga udara (air pore) yang kecil, sehingga memiliki stabilitas yang tinggi. Namun demikian dengan rongga udara yang kecil tersebut, maka kadar bitumen yang dibutuhkan relatif kecil, sehingga fleksibilitas rendah. Dengan fleksibilitas rendah tersebut, maka ketika AC-WC mengalami deformasi akan bersifat permanen. Untuk mencegah hal tersebut, maka perlu dilakukan suatu rekayasa. Rekayasa yang dikenal dengan teknologi Self-Healing Asphalt (SHA) telah ditemukan sejak tahun 1940-an untuk mengatasi kekurangan tersebut. Teknologi SHA adalah bagaimana membuat agar AC-WC yang mengalami retak mikro, dapat menutup kembali. Caranya adalah dengan melakukan substitusi sebagian dari material agregat halus, dengan material yang bersifat feromagnetik, pada AC-WC. Dengan adanya material yang bersifat feromagnetik tersebut, maka ketika AC-WC tersebut diinduksi dengan “alat induksi elektromagnetik”, maka bitumen akan mencair yang akan mengakibatkan retak mikro akan menutup kembali.

Penelitian dilakukan untuk mengidentifikasi karakteristik material agregat, sebagai material utama dari AC-WC, yang berasal dari berbagai sumber quarry, yaitu dari Boyolali, Serang, dan Magetan, berdasarkan pada Spesifikasi Bina Marga Tahun 2018. Selanjutnya dilakukan pembuatan mix design dengan metode empiris dari ketiga quarry tersebut. Berdasarkan pada mix design tersebut, selanjutnya dibuat mix design baru dengan cara melakukan substitusi sebagian dari material agregat halus dengan steel wool yang berkadar 5%. Benda uji yang dibuat dari ketiga jenis quarry tersebut selanjutkan dilakukan uji volumetrik dan uji MarshallDari pengujian volumetrik dihasilkan data kepadatan campuran, rongga udara dalam campuran, rongga di dalam agregat, dan rongga terisi aspal. Sedangkan dari pengujian Marshall menghasilkan data stabilitas dan flow.  Selanjutnya dilakukan “uji statistik korelasi” antara data hasil uji volumetrik dan uji Marshall tersebut  terhadap karakteristik agregat dari ketiga jenis quarry.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya agregat kuari Boyolali yang memenuhi Spesifikasi Bina Marga 2018. Sedangkan hasil dari uji korelasi menunjukkan bahwa beberapa karakteristik agregat memiliki korelasi kuat terhadap karakteristik campuran dengan koefisien determinasi lebih dari 0,6. Korelasi yang kuat tersebut di antaranya adalah korelasi antara abrasi terhadap stabilitas, butir pipih dan lonjong terhadap stabilitas, kadar rongga agregat halus terhadap stabilitas, abrasi terhadap rongga di antara agregat, serta butir pipih dan lonjong terhadap rongga di antara agregat.