Pada beberapa tahun kedepan diproyeksikan bahwa produksi gula didalam negeri tidak dapat memenuhi kebutuhan konsumsi gula di Indonesia. Penyebab rendahnya produksi gula di dalam negeri adalah kualitas bibit tebu. Bibit yang berkualitas merupakan salah satu faktor yang menentukan keberhasilan penanaman. Bibit mata ruas tunggal (bud set) berasal dari batang tebu dalam bentuk stek satu mata tunas. Dalam setiap produksi usaha membutuhkan analisis kelayakan finansial. Tujuan dari penelitian ini menganalisis kelayakan finansial produksi bibit tebu bud set di Pabrik Gula Trangkil. Metode dasar yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Lokasi penelitian yaitu di Pabrik Gula Trangkil. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Analisis data yang digunakan adalah (1) Analisis Biaya, Penerimaan, dan Keuntungan; (2) Net Present Value (NPV); (3) Internal Rate of Return (IRR); (4) Net B/C Ratio; (5) Payback Period (6) Break Even Point (BEP); (7) Analisis Sensitivitas. Hasil analisis menunjukkan bahwa total biaya dari usaha produksi bibit tebu bud set adalah sebesar Rp235.281.100. Penerimaan sebesar Rp303.217.500, serta keutungannya sebesar Rp67.936.400. Usaha produksi bibit tebu bud set layak dijalankan karena memiliki nilai NPV > 0 yaitu sebesar Rp103.497.181. Nilai IRR > 6% yaitu sebesar 23%. Net B/C Ratio > 1 yaitu sebesar 1,52. Payback Period lebih cepat dibandingkan umur proyek yaitu selama 2 tahun 10 bulan 24 hari. Nilai BEP dalam unit adalah 119.782 bibit dan BEP penjualan adalah Rp179.673.469.