Abstrak


Representeasi Etnisitas dalam Novel Putri Cina (2007) karya Sindhunata: Kajian Sosiologi Sastra


Oleh :
Ayu Wandana Yuantika - B0220012 - Fak. Ilmu Budaya

Ayu Wandana Yuantika. B0220012. 2024. Representeasi Etnisitas dalam Novel Putri Cina (2007) karya Sindhunata: Kajian Sosiologi Sastra. Program Studi Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sebelas Maret.

Penelitian ini mengkaji tentang representasi etnisitas dalam novel Putri Cina (2007) karya Sindhunata menggunakan teori Sosiologi Sastra Ian Watt dengan fokus kepada cermin masyarakat. Permasalahan dalam penelitian ini adalah (1) Seperti apa latar sosiologis dan ideologi Sindhunata sebagai perwakilan dari kelompok sosial tertentu; (2) Seperti apa situasi sosial ketika karya sastra tersebut diterbitkan; (3) Seperti apa tata naratif dalam novel Putri Cina (2007) karya Sindhunata; dan (4) Bagaimana cermin masyarakat yang ditunjukkan pada novel Putri Cina (2007) karya Sindhunata.

Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Objek material dalam penelitian ini adalah novel novel Putri Cina (2007) karya Sindhunata dan objek formal dalam penelitian ini adalah cermin masyarakat. Data-data setopik yang sudah dikumpulkan kemudian dianalisis menggunakan kajian Sosiologi Sastra Ian Watt.

Hasil penelitian ini mencakup analisis terhadap karya Sindhunata yang memiliki ideologi liberal dan religius. Sebagai seorang intelek sekaligus imam agama Katolik, Sindhunata berupaya mengedepankan prinsip-prinsip kemanusiaan, kesetaraan, dan keadilan. Melalui karya sastranya, Sindhunata bermaksud mengklarifikasi posisi etnis Tionghoa peranakan yang juga merupakan korban dari tragedi diskriminasi rasial di Indonesia. Adanya keselarasan antara aspek sosiologis dan ideologi pengarang, struktur naratif novel, serta kondisi sosial pada saat karya sastra terbit menunjukkan bahwa novel Putri Cina (2007) karya Sindhunata merupakan cerminan masyarakat pada era 2000-an. Cerminan masyarakat yang ditampilkan dalam novel ini adalah refleksi eksistensi dan upaya penghapusan stereotip negatif yang selama ini melekat pada masyarakat etnis Tionghoa, serta refleksi masyarakat minoritas dalam menyuarakan kebebasan berekspresi pada tahun 2000-an.