Sebagai pusat layanan
informasi, perpustakaan perlu memberikan arahan dan bimbingan kepada pengguna
supaya dapat memanfaatkan dan menggunakan fasilitas, layanan, dan sumber
informasi secara maksimal sehingga pengguna dapat mengakses sesuai dengan
kebutuhannya. Salah satu kegiatan yang dilakukan di perpustakaan dalam
memberikan arahan kepada pengguna adalah pendidikan pengguna. Salah satu contoh
kegiatan dari pendidikan pengguna
dengan metode wisata perpustakaan adalah wisata literasi. Wisata literasi
merupakan kegiatan berwisata literasi yang dikemas dengan mengenalkan lebih
dekat mengenai perpustakaan, fasilitas,
dan layanan lainnya yang mendukung program literasi dengan nuansa
rekreasi. Di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sukoharjo telah
memiliki program inovasi layanan wisata
literasi yang bernama Wisata Literasi Sukoco (WILIS). Tujuan dari penulisan ini adalah untuk
mengetahui kegiatan Layanan Wisata Literasi Sukoco (WILIS) dan untuk mengetahui
hambatan pada Layanan Wisata Literasi Sukoco (WILIS). Pada penulisan Tugas
Akhir ini, penulis menggunakan metode kualitatif deskriptif dan data yang
dikumpulkan berasal dari observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
kegiatan pada layanan WILIS antara
lain: pada pra-pelaksanaan melakukan kegiatan
penerimaan surat, penjadwalan layanan, dan mempersiapkan materi serta
sarana prasarana yang dibutuhkan; kemudian pada saat pelaksanaan melakukan
kegiatan ice breaking, story telling, bermain
permainan edukatif, bercerita, membaca buku, dan layanan audio visual; dan kegiatan yang dilakukan pada saat selesai layanan
adalah membereskan sarana prasarana yang telah digunakan serta membuat laporan
kegiatan. Hambatan yang terjadi pada layanan WILIS adalah petugas yang
terbatas, waktu pelaksanaan terbatas, kegiatan sukoco yang kurang inovatif,
materi yang kurang bervariatif, dan sarana prasarana yang terbatas.