Tanaman kangkung darat merupakan salah satu sayuran yang memiliki
prospek yang cukup besar untuk dikembangkan. Sayuran kangkung darat yang
biasa dikonsumsi oleh masyarakat merupakan kangkung darat yang menggunakan
bahan kimia berbahaya dalam proses budidayanya. Solusi yang dapat dilakukan
yaitu budidaya kangkung dengan pengaplikasian pupuk organik cair (POC). Pupuk
organik cair (POC) merupakan jenis pupuk organik yang memiliki bentuk cair yang
mengandung unsur hara yang mudah diserap oleh tanah. Salah satu limbah rumah
tangga yang dapat dijadikan POC yaitu limbah air cucian beras. Tujuan kegiatan
tugas akhir dilakukan untuk mengetahui proses budidaya kangkung darat dengan
pengaplikasian POC, dapat menerapkan sistem pemasaran yang baik, dan dapat
menganalisis kelayakan usahatani pada proses budidaya yang dilakukan.
Pelaksanaan kegiatan meliputi observasi dengan mengamati pertumbuhan
dan perkembangan tanaman pada lahan budidaya. Praktik langsung dilakukan
dengan melaksanakan rangkaian kegiatan budidaya tanaman kangkung. Metode
dokumentasi dan pencatatan dilakukan dengan mengambil gambar dan mencatat
hal penting yang berkaitan dengan proses kegiatan tugas akhir. Studi pustaka
dilakukan dengan cara mencari refrensi mengenai permasalahan yang berkaitan
dengan budidaya kangkung.
Kegiatan tugas akhir dimulai dari pembersihan lahan, persiapan media
tanam, penanaman, perawatan, pemanenan, pasca panen hingga pemasaran. Harga
produk kangkung darat yaitu Rp 3.000/ikat dengan berat 1 ikatnya yaitu 250 gram.
Hasil keseluruhan yang dijual yaitu sebanyak 21 kg (84 ikat). Keuntungan yang
diperoleh dari penjualan kangkung darat yaitu Rp 25.892. Berdasarkan perhitungan
analisis usahatani kangkung darat memperoleh hasil bahwa usaha kangkung darat
layak untuk dijalankan karena perhitungan R/C Ratio > 1 dan B/C Ratio > 0.