Gagak banggai (Corvus unicolor) merupakan
burung endemik Kepulauan Banggai. Persebarannya yang terbatas menyebabkan
sedikitnya data yang diperoleh tentang gagak ini. Jumlah C. unicolor semakin berkurang
akibat degradasi hutan. Sebagai satwa endemik yang penting, perlu ada tindakan
konservasi untuk mencegah C. unicolor dari kepunahan. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui kepadatan populasi dan persepsi warga lokal
terhadap C. unicolor sebagai langkah dalam kajian konservasinya.
Penelitian dilaksanakan selama dua minggu
yang dimulai dari 22 Januari 2024 – 4 Februari 2024 di Pulau Peleng, Kepulauan
Banggai, Sulawesi Tengah. Digunakan pula data yang telah dikumpulkan sebelumnya
dari 18 Juli 2021 – 18 Agustus 2023. Pengamatan dilakukan menggunakan metode
transek di Komba Komba, Meselesek, Kokolomboi, Mbumbu, Batong, Lalengan, dan
Buko. Data yang sudah didapat diolah menggunakan perangkat lunak Distance.
Untuk mengetahui persepsi warga lokal terhadap gagak banggai, dilakukan
wawancara menggunakan kuesioner. Wawancara dilakukan dengan 25 orang di Pulau
Peleng. Data kuesioner dipresentasikan lewat tabel dan dianalisis secara
deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kepadatan populasi C. unicolor adalah sebesar 8 individu/km2
dengan laju perjumpaan 0,49 individu/pengamatannya dan ukuran kelompok
rata-rata 2 ekor. Hasil wawancara menunjukkan bahwa warga lokal tidak merasa
terganggu oleh keberadaan C. unicolor, dengan sebagian besar responden
menyatakan bahwa ancaman utama keberlangsungan hidup satwa endemik langka
adalah perburuan liar dan degradasi hutan.