Meski pembahasan tentang Environmental
Graphic Design (EGD) masih jarang ditemui di bidang desain grafis, bidang
ini sebenarnya erat kaitannya dengan aspek desain komunikasi visual, khususnya
identitas visual pada tempat wisata. Di Surakarta, terdapat satu cagar wisata
yang baru mengalami revitalisasi, yaitu Lokananta. Sebagai tempat wisata yang
baru direvitalisasi, Lokananta masih berupaya mengembangkan identitas
visualnya. Untuk itu penelitian ini bertujuan untuk merancang Environmental
Graphic Design (EGD) sebagai media alternatif yang dapat memperkuat identitas
visual. Perancangan ini mengeksplorasi bagaimana EGD dapat menciptakan signage
fungsional untuk aksesibilitas pengunjung namun juga dapat memperkuat identitas
visual Lokananta melalui gaya desain 1960-1970an sebagai dasar perancangannya.
Menggunakan pendekatan kualitatif dan metode Design Thinking, penelitian
ini melalui lima tahapan: empathize, define, ideate, prototype, dan
test. Metode ini digunakan untuk mengamati permasalahan yang dialami
pengunjung, menciptakan ideasi berdasarkan sumber data yang ada, dan merancang
solusi berdasarkan teori Signage Pyramid Method oleh Calori dan
Vanden-Eynden untuk permasalahan yang ada. Hasil perancangan berupa EGD yang
dibagi dalam 4 kategori sign yaitu Orientation Sign, Regulatory dan
Prohibition Sign, Directional Sign dan Identification Sign.
Perancangan EGD ini diharapkan dapat menjadi media baru yang dapat memperkuat
identitas visual Lokananta dan memberikan kesan Ruang Riang baru bagi warga
Solo.