Abstrak


Perkembangan Gouvernement Normaalschool di Salatiga Tahun 1915-1933


Oleh :
Najmah Ulil Albab - B0420047 - Fak. Ilmu Budaya

Skripsi dengan judul “Perkembangan Gouvernement Normaalschool di Salatiga Tahun 1915-1933” bertujuan untuk memberikan penjelasan mengenai keberadaan Sekolah Guru untuk anak-anak bumiputera di Salatiga. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah latar belakang dan perkembangan Gouvernement Normaalschool di Salatiga. Penelitian ini menggunakan metode sejarah yang melalui lima tahap yaitu pemilihan topik, pengumpulan sumber, verifikasi, interpretasi, dan penulisan. Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data primer berupa, arsip-arsip dan koran sezaman yang terbit pada tahun 1915 hinggan 1933. Selain itu, penelitian ini juga mengumpulkan data sekunder berupa buku dan artikel. Setelah data terkumpul, data akan melalui tahap kritik dan kemudian dilanjutkan tahap interpretasi untuk memahami isi data yang telah dikumpulkan. Setelah mendapatkan data dan fakta sejarah maka mulai disusun dan ditulis agar menghasilkan gambaran sejarah yang kronologis.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa Salatiga sebagai kota modern pada masa kolonial membuat kota ini memiliki berbagai fasilitas kota yang memadai terlebih ketika Salatiga ditetapkan sebagai gemeente. Dengan ditetapkannya sebagai gemeente, banyak fasilitas umum dibangun dan diperbaiki. Salah satu fasilitas umum yang turut dibangun oleh pemerintah adalah fasilitas pendidikan. Sebagai dampak dari Politik Etis, mulai banyak didirikan sekolah untuk anak-anak bumiputera di Salatiga. Gouvernement Normaalschool merupakan salah satu sekolah yang dibangun di Salatiga untuk menghasilkan guru-guru untuk Sekolah Dasar Kelas II. Pada awalnya sekolah tersebut hanya menerima anak laki-laki, akan tetapi dalam perkembangannya anak perempuan dan anak Tionghoa dapat masuk ke sekolah tersebut. Selain itu, sempat terjadi perbaikan-perbaikan di beberapa bangunan sekolah. Bangunan sekolah juga bukan hanya digunakan untuk proses belajar mengajar siswa Normaalschool akan tetapi juga digunakan untuk keperluan yang lain.

Berdasarkan penelitian ini, dapat disimpulkan bahwa pembangunan Gouvernement Normaalschool di Salatiga merupakan salah satu dampak penerapan Politik Etis di Hindia Belanda. Kurangnya guru untuk Sekolah Dasar Kelas II pada masa itu, maka dibuka Gouvernement Normaalschool di empat kota yang salah satu satunya adalah Salatiga. Dalam perkembangannya, perubahan yang ada di Gouvernement Normaalschool Salatiga adalah adanya perbaikan-perbaikan di bangunan sekolah, fungsi lain dari sekolah, dan juga mengenai siswa.