Sayur merupakan unsur penting dan baik bagi kesehatan sebab adanya
kandungan vitamin dan mineral di dalamnya seperti selada. Selada merupakan
sayuran yang dapat digunakan sebagai pelengkap berbagai hidangan serta bahan
tambahan makanan siap saji. Kebutuhan sayur di Indonesia yang semakin
meningkat yang disebabkan oleh peningkatan penduduk dan ditambah adanya alih
fungsi lahan menyebab ketersedian sayur di Indonesia menjadi terbatas.
Penggunaan budidaya berbasis hidroponik menjadi salah satu upaya untuk
mendorong hasil pertanian yang tengah mengalami permasalahan akan
ketersediaan lahan dan cuaca.
Kegiatan tugas akhir budidaya tanaman selada dilaksanakan di Desa
Kateguhan RT 01/02, Kecamatan Tawangsari, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah.
Terletak di dataran rendah dengan ketinggian 101 mdpl, beriklim tropis yang
bersuhu 23-33oC dengan kelembaban berkisar 80-85%. Budidaya selada
hidroponik meliputi kegiatan penyemaian, pindah tanam, pemberian nutrisi AB
mix, pengecekan nutrisi dan pH, pemberian trichoderma, pengecekan selang input,
pengendalian hama penyakit, panen dan pascapanen.
Hasil budidaya selada secara hidroponik didapatkan hasil panen seberat 25
Kg dengan berat panen berkisar 90-160/lubang tanam. Selada dapat dipanen mulai
30-35 HST. Pemasaran dilakukan dengan memasarkan langsung kepada konsumen
seperti warung makan dengan menu ayam dan ikan, serta jajanan pinggir jalan
seperti kebab dan burger. Analisis usahatani yang digunakan dalam budidaya
tanaman selada meliputi biaya tetap, biaya variabel, biaya total, penerimaan,
keuntungan, rasio R/C, rasio B/C, BEP produksi dan BEP harga.