Abstrak


Strategi Masyarakat dalam Menghadapi Kerentanan Risiko Bencana Alam Banjir di Wilayah Perkotaan (Studi Kasus di Kampung PHBS, Kelurahan Mojo, Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Surakarta)


Oleh :
Rima Ayu Aslamiyah - K8420068 - Fak. KIP

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi yang digunakan oleh masyarakat di Surakarta dalam menghadapi kerentanan risiko bencana alam banjir. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Sumber data penelitian ini meliputi informan (masyarakat kampung PHBS di Kelurahan Mojo yang memiliki pengalaman menghadapi bencana banjir) dan literatur pendukung dari website resmi dari BPBD Kota Surakarta, Solo Pos, Radio Republik Indonesia dan referensi literatur seperti buku dan artikel jurnal terindeks. Teknik pengambilan sampel penelitian menggunakan metode purposive sampling. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode wawancara semi terstruktur, dan studi dokumentasi. Penelitian ini menggunakan triangulasi sumber sebagai teknik uji validitas. Analisis data penelitian dilakukan dengan mengumpulkan data, mereduksi data, menyajikan data, dan menyimpulkan atau verifikasi data. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat kota menghadapi berbagai kerentanan risiko akibat bencana banjir. Risiko ini terbagi menjadi tiga, yaitu pertama, risiko fisik-ekologi (ecologic-physical risk) seperti banjir, talud longsor, muncul penyakit endemik, kerusakan properti dan infrastruktur. Kedua, risiko psikis (psyche risk) seperti normalisasi bencana banjir dan pencemaran, perasaan cemas dan khawatir. Ketiga, risiko sosial (social risk) seperti lunturnya solidaritas sosial dan interaksi sosial, serta muncul kecemburuan sosial akibat distribusi bantuan yang tidak merata. Dalam analisis teori Masyarakat Risiko Ulrich Beck, dampak risiko ini mendorong masyarakat untuk merefleksikan diri dan tindakannya disebut refleksivitas. Adapun strategi masyarakat dalam menghadapi kerentanan risiko bencan alam banjir di wilayah perkotaan meliputi tiga hal. Pertama, melakukan adaptasi akomodasi dengan membangun rumah tahan banjir. Kedua, penguatakan kebijakan lokal masyarakat setempat meliputi pengadaan bank samaph dan sedekah sampah, melaksanakan kerja bakti rutin, dan memprediksi kedatangan banjir melalui kegiatan ‘niteni’. Ketiga, membangun jaringan sosial dengan beberapa lembaga seperti koordinasi RT/RW, Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK), dan Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (SIBAT) dari Palang Merah Indonesia (PMI). Penelitian ini memberikan wawasan penting tentang bagaimana masyarakat dapat secara mandiri mempersiapkan dan mengelola risiko bencana melalui pendekatan berbasis masyarakat.