Lailatul Bilkisa Putri Martandang. K2320048. Pembimbing I : Dr. Suharno, S.Pd., M.Si. Pembimbing II : Lita Rahmasari, S.Si, M.Sc, Ph.D. PENERAPAN E-MODUL PADA PEMBELAJARAN FISIKA MENGGUNAKAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MATERI PENCEMARAN LINGKUNGAN GUNA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X-3 SMA ISLAM 1 SURAKARTA. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta,. Juli 2024
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa melalui penerapan e-modul berbantuan model Problem Based Learning (PBL) pada materi pencemaran lingkungan kelas X-3 SMA Islam 1 Surakarta tahun pelajaran 2023/2024. Problem Based Learning (PBL) adalah suatu model pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu latar belakang bagi siswa untuk belajar berpikir kritis dan keterampilan pemecahan masalah, serta untuk memperoleh pengetahuan dan konsep yang esensial dari materi pelajaran. Kemampuan berpikir kritis pada siswa merupakan cara memecahkan masalah dengan mencari, menganalisis, dan mengevaluasi alasan-alasan agar dapat mengambil keputusan yang terbaik dalam memecahkan masalah. Metode penelitian yang digunakan adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan model menurut Kemmis dan Mc. Taggart yang dilakukan dalam 2 siklus. Setiap siklus terdapat empat tahapan yaitu tahap perencanaan, tahap pelaksanaan tindakan, tahapan observasi, dan tahapan refleksi. Teknik pengumpulan data dari penelitian ini meliputi wawancara dengan siswa maupun guru sebelum diberi tindakan, observasi selama tahap tindakan dilaksanakan, dan tes kemampuan berpikir kritis. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis data secara kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penerapan e-modul dengan model PBL dapat meningkatkan kemampuan berpikir kritis siswa kelas X-3 SMA Islam 1 Surakarta tahun pelajaran 2023/2024 pada materi pencemaran lingkungan. Hal ini dapat dilihat dari siklus I menunjukkan 2 dari 4 indikator kemampuan berpikir kritis belum mencapai target penelitian dengan rerata nilai gain dari keempat indikator sebesar 0,55, sedangkan pada siklus II keempat indikator telah mencapai target capaian yang disepakati dengan skor di atas 65 dan rerata nilai gain dari keempat indikator sebesar 0,84 dengan kategori tinggi.
