Industri keju merupakan salah satu pabrik yang berkembang pesat di Indonesia. Perkembangan industri keju tersebut dikarenakan jumlah kebutuhan keju yang semakin meningkat ditunjukkan dengan adanya kebutuhan keju pada tahun 2021 sebesar 367.937.040 ons/kapita/tahun atau 36.793.704 kg/tahun. Dalam perkembangan industri keju terdapat permasalahan berupa belum adanya pengolahan limbah cair sehingga limbah cair dibuang ke lingkungan tanpa adanya pengolahan mengakibatkan pencemaran lingkungan
Metode penelitian, penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan perhitungan berdasarkan teori-teori yang diacu. Penelitian biokonversi limbah cair menjadi produk kesehatan ada 5 tahap yang dilakukan yaitu: Tahap pertama mengidentifikasi bakteri yang ada di dalam limbah cair keju guna mengetahui potensi limbah cair tersebut dengan menggunakan Next generation Sequencing. Tahap kedua mengolah limbah tersebut menjadi produk guna meminimalisir limbah dan meningkatkan nilai limbah cair. Pengolah limbah cair keju menjadi produk kesehatan terdiri dari 2 produk yaitu pembuatan minuman yoghurt dan pembuatan sabun. Tahap ketiga menganalisis penerimaan dan penggunaan limbah cair sebagai produk kesehatan (yoghurt dan sabun). Tahap ke empat mengkaji aspek Abiotik, Biotik, dan Culture (A, B, C). Tahap ke lima mengkaji pengolahan limbah cair keju dari aspek ekonomi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa keanekaragaman bakteri pada air limbah berhasil menemukan genus bakteri dominan, Lactobacillus dan Acetobacter. Keberadaan Lactobacillus dan Acetobacter pada limbah cair keju menunjukkan bahwa air limbah cair keju dapat diolah kembali menjadi minuman fermentasi. Genus Lactobacillus berpotensi sebagai sumber probiotik sedangkan Acetobacter pada limbah cair keju berpotensi sebagai bahan baku cuka. Penelitian tahap ke dua bertujuan untuk mengolah limbah cair keju menjadi produk kesehatan. Produk yang dihasilkan pada tahap ini berupa produk kesehatan yoghurt dan sabun padat. Limbah cair keju diolah melalui proses bioteknologi sederhana yang berupa fermentasi menghasilkan produk yoghurt whey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa yogurt hasil pengolahan limbah cair keju memiliki nilai protein dan lemak yang rendah. Hal ini disebabkan karena lemak dan protein yang ada sudah digunakan dalam pembuatan keju. Pada penelitian ini produk yoghurt whey yang dihasilkan kemudian diolah kembali menjadi bahan pembuatan sabun padat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua formula sabun padat yoghurt whey menunjukkan sifat fisikokimia yang memenuhi Standar SNI. Sabun padat dengan kandungan yoghurt whey tanpa penambahan dan dengan penambahan kulit buah naga dan kunyit menghasilkan daya hambat bakteri Staphyllococcus aureus, menunjukkan sabun padat yoghurt whey berpotensi digunakan sebagai sabun antibakteri. Berdasarkan kuesioner yang disebar kepada masyarakat mengenai manfaat pengolahan limbah industri keju, didapat bahwa mayoritas warga sebesar 37% menjawab bahwa pengolahan limbah industri keju menghasilkan manfaat bagi masyarakat sekitar pabrik keju dan 63% lingkungan menjadi bersih. Sebagian besar warga menganggap bahwa industri keju akan memberikan manfaat bagi industri keju serta masyarakat sekitar industri keju jika diolah menjadi produk, tidak dibuang langsung ke lingkungan sehingga menimbulkan pencemaran lingkungan. Penelitian ini menyangkut ke tiga unsur ekosistem ABC tersebut, yaitu unsur A berupa limbah cair keju, unsur B berupa manusia,hewan, tumbuhan dan unsur C yang merupakan Culture dari manusia. Air limbah cair keju yang tidak diolah akan mengakibatkan dampak pencemaran terhadap lingkungan air, tanah dan udara. Faktor culture (C) dari manusia merupakan unsur dominan dalam hal pelestarian lingkungan. Akibat dari tindakan manusia yang sering tidak terkontrol, misalnya dalam peningkatan jumlah limbah cair yang berakibat pada pencemaran terhadap air dan tanah, menyebabkan kerusakan lingkungan. Dengan adanya pengolahan limbah cair keju menjadi produk kosmetik dengan produksi kosmetik sebesar 100 pcs perhari maka memberikan laba produk selama satu bulan sebesar Rp 18.723.640,- . Penelitian ini tidak hanya memberikan wawasan tentang pengolahan limbah cair keju yang efektif, tetapi juga menunjukkan bahwa limbah cair dapat diubah menjadi produk bernilai tambah, juga dapat memberikan manfaat ekonomis bagi masyarakat.