Abstrak
POLA HUBUNGAN STATUS GIZI BALITA DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA DI KOTA SURAKARTA DENGAN MODEL REGRESI LOGISTIK POLYTOMOUS
Oleh :
PARAMITA KUSUMANINGRUM - M0105056 -
ABSTRAK
Paramita Kusumaningrum, 2009. POLA HUBUNGAN STATUS GIZI
BALITA DAN KONDISI SOSIAL EKONOMI KELUARGA DI KOTA
SURAKARTA DENGAN MODEL REGRESI LOGISTIK POLYTOMOUS.
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Sebelas Maret
Surakarta.
Model regresi digunakan untuk menganalisis hubungan antara variabel
dependen dengan variabel independen. Jika variabel dependen bersifat kualitatif,
digunakan model regresi logistik. Dalam skripsi ini, model regresi logistik
diterapkan untuk menentukan faktor-faktor yang mempengaruhi status gizi balita
di Kota Surakarta. Sampel diambil dengan menggunakan metode sampling kluster
sederhana. Status gizi yang merupakan variabel dependen dikategorikan menjadi
gizi buruk, gizi kurang dan gizi baik. Variabel independennya adalah pendapatan
keluarga, status pekerjaan ibu dan pendidikan terakhir ibu. Metode maksimum likelihood digunakan untuk mengestimasi parameter
model regresi logistik. Interpretasi parameter menggunakan odds ratio. Pengujian
kesesuaian model menggunakan uji chi-kuadrat Pearson dan uji deviasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh signifikan
terhadap status gizi balita di Kota Surakarta adalah pendapatan keluarga dan
pendidikan terakhir ibu. Setiap kenaikan seribu rupiah pendapatan keluarga, akan
menaikkan status gizi balita sebesar 1 kali, dengan kata lain setiap kenaikan seribu
rupiah pendapatan keluarga, status gizi balitanya akan sama. Seorang ibu yang
berpendidikan terakhir SMA atau setara kemungkinan memiliki balita dengan
status gizi lebih baik sebesar 18,036 kali daripada seorang ibu yang tidak
bersekolah. Seorang ibu yang berpendidikan terakhir diploma kemungkinan
memiliki balita dengan status gizi lebih baik 18,488 kali daripada seorang ibu
yang tidak bersekolah. Seorang ibu yang berpendidikan terakhir sarjana
kemungkinan memiliki balita dengan status gizi lebih baik 75,927 kali daripada
seorang ibu yang tidak bersekolah.