Lokananta Surakarta sebagai salah
satu tonggak sejarah kemajuan industri musik Indonesia sejak tahun 1956
mengalami kemunduran yang signifikan sejak akhir tahun 80an karena berbagai
faktor. Penurunan ini mengakibatkan rekaman hingga pengunjung menjadi sepi.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, berbagai upaya promosi dilakukan untuk
meningkatkan kesadaran masyarakat tentang musik rekaman, warisan musik
Surakarta, dan sejarah Lokananta. Salah satu solusi yang diusulkan adalah
pemanfaatan motion graphic sebagai alat promosi digital. Motion graphic
dinilai efektif menarik perhatian khalayak dari berbagai kalangan, serta
sejalan dengan perkembangan teknologi yang semakin memudahkan akses informasi. Melalui
karya visual motion graphic diharapkan Lokananta tidak hanya menjadi
pusat penikmat musik namun juga warisan budaya yang dapat dinikmati masyarakat
luas.