Abstrak


RESISTENSI KELOMPOK FAMMES ALGERIENNES POUR UN CHANGEMENT VERS L’EGALITE (FACE) DALAM HIRAK PROTES TERHADAP PENCALONAN ABDELAZIZ BOUTEFLIKA TAHUN 2019


Oleh :
Dina Mariska Putri - B0520018 - Fak. Ilmu Budaya

Aljazair mengalami masalah pergolakan politik yang cukup signifikan pada tahun 2019. Masyarakat Aljazair menolak pencalonan Bouteflika, karena dianggap sudah tidak mampu memimpin karena sakit. Selain itu, masyarakat juga merasa kepemimpinan Bouteflika otoriter sehingga tidak memiliki kebebasan dalam berpandapat. Feminis Aljazair juga merasakan yang sama, sehingga atas dasar itu terbentuklah FACE. Dengan demikian, munculah Hirak protes sebagai penolakan atas pencalonan Bouteflika yang kelima tersebut. Hirak protes digunakan oleh masyarakat Aljazair untuk menyampaikan tuntutan mereka. Hal tersebut dimanfaatkan juga oleh kelompok feminis dalam menyampaikan tuntutannya terutama tentang keadilan gender. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang terjadinya resistensi kelompok FACE dan bentuk resistensi dari kelompok tersebut.

Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan metode simak berupa teknik catat dan dokumentasi pada sumber data, yaitu halaman facebook dan tulisan ilmiah. Metode analisis data yang digunakan metode  Miles dan Huberman, yang terdiri dari reduksi data, display data, dan kesimpulan. Penelitian ini menggunakan teori resistensi Scott, untuk melihat bagaimana bentuk resistensi yang dilakukan oleh FACE dalam Hirak protes.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa resistensi FACE dilatar belakangi oleh tiga hal, yaitu kondisi politik Aljazair, adanya hirak protes, dan adanya semangat kelompok feminis sehingga munculnya FACE. Kemudian, ada empat bentuk resistensi terbuka oleh kelompok FACE. Pertama, demonstrasi jalanan dengan spanduk, poster, dan orasi. Kedua, pembentukan alun-alun feminis. Ketiga, penggunaan simbol dan slogan. Keempat, kampanye media dan pembuatan petisi online.