Abstrak


Perkembangan Permukiman Tionghoa di Kembang Jepun Surabaya Tahun 1910-1940


Oleh :
Jasmine Adita Firstania Utomo - B0417029 - Fak. Ilmu Budaya

Penelitian ini membahas topik mengenai persebaran permukiman etnis Tionghoa dengan kehidupan aktivitas sosial dan ekonomi di Kembang Jepun, Surabaya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Sejarah terbentuknya permukiman Tionghoa di Kembang Jepun. 2) Perkembangan permukiman orang Tionghoa di Kembang Jepun tahun 1910-1940. 3) Pengaruh perkembangan permukiman terhadap aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat di Kembang Jepun tahun 1910-1940.

Penelitian ini menggunakan metode historis meliputi beberapa langkah yaitu heuristik, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Dalam penelitian ini digunakan sumber primer berupa arsip Staatblaad van Nederlandsch Indie, Statische Berichten Der Gemeente Surabaya, dan Volkstelling 1930. Sumber primer lainnya juga berasal dari surat kabar sejaman berupa Koleksi Khastara Perpustakan Republik Indonesia dan Delpher. Sumber lainnya berupa sumber sekunder berupa buku atau literatur yang berkaitan dengan topik penelitian.

Hasil penelitian ini, yaitu kedatangan imigran Tionghoa dilatarbelakangi dengan adanya masalah internal yang terjadi di Tiongkok, sehingga mereka berusaha mencari cara untuk bertahan hidup dengan berimigrasi ke Surabaya. Pada awal abad ke-20, Surabaya sudah dikenal sebagai wilayah yang berkembang dalam aktivitas perdagangannya, sehingga para imigran mencoba untuk mengadu nasib dengan berdagang dan membuka ruko. Awalnya mereka mendiami di Kawasan Jalan Karet, kemudian setelah dihapuskannya kebijakan wijkenstelsel pada tahun 1917, aktivitas mereka berkembang ke Jalan Kembang Jepun. Kehadiran mereka memberikan dampak bagi sosial ekonomi di Kembang Jepun. Kegiatan sosial dan ekonomi di kawasan tersebut membentuk sebuah tatanan yang dinamis. Tatanan ini berupa blok-blok bangunan berupa ruko yang menghiasi setiap ruas kawasan Kembang Jepun, kemudian semakin meluas ke arah timur, selatan dan utara. Mereka tidak hanya berdagang barang lokal namun juga menggeluti barang impor melalui perdagangan perantara. Mulai pada tahun 1920-1940 terjadi perkembangan fasilitas di ruas Jalan Kembang Jepun seperti adanya kantor ekspedisi, pergudangan, bank China, Bank India dan hotel.

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah meluasnya aktivitas perdagangan orang Tionghoa di Kawasan Kembang Jepun akibat dihapuskannya wijkenstelsel, memperlihatkan kehidupan yang dinamis, karena seluruh etnis dapat bekerjasama melalui kegiatan perdagangan perantara. Perkembangan permukiman Tionghoa di Kembang Jepun juga memberi pengaruh terhadap pembangunan fasilitas baru untuk menunjang kegiatan perekonomian di kawasan tersebut.