Sebuah desa pada dasarnya memiliki hak otonomi untuk mengelola sumber daya
ekonomi milik desa, salah satunya berupa lapangan olahraga sebagai fasilitas umum
yang dapat dimanfaatkan masyarakat untuk menunjang kehidupan serta
menumbuhkan perekonomian. Upaya renovasi dapat dilakukan desa untuk
memaksimalkan potensi yang dimiliki lapangan olahraga desa. Salah satu desa yang
melaksanakan upaya renovasi tersebut adalah Desa Blulukan yang terletak di
Kecamatan Colomadu, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah. Upaya
renovasi tersebut tidak dipungkiri telah menimbulkan berbagai dampak baru yang
dirasakan masyarakat desa, khususnya di bidang sosial dan ekonomi. Maka dari itu,
tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengetahui perubahan sistem pengelolaan
lapangan olahraga desa, (2) Mengetahui perubahan bentuk pemanfaatan lapangan
desa oleh masyarakat sebelum direnovasi, serta (3) Mengetahui dampak sosial dan
ekonomi yang dirasakan masyarakat setelah terjadinya renovasi lapangan desa.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan pendekatan studi
kasus. Teori yang digunakan adalah teori milik Himes dan Moore yang meninjau
terjadinya perubahan sosial melalui 3 (tiga) dimensi yakni dimensi struktural,
kultural, dan interaksional. Hasil penelitian menunjukkan bahwa renovasi
Lapangan Olahraga Desa Blulukan memberikan perubahan pada pihak pengelola
lapangan dari Pemerintah Desa Blulukan menjadi Yayasan AT Farmasi sebagai
pihak ketiga, perubahan proses pemeliharaan lapangan agar sesuai dengan standar
internasional, serta perubahan regulasi dan pemanfaatan lapangan karena adanya
sistem kerjasama pemanfaatan. Selain itu, masyarakat Desa Blulukan juga turut
merasakan dampak sosial dari upaya renovasi lapangan yakni adanya rasa bangga
terhadap profil lapangan desa yang semakin dikenal luas, meningkatnya antusiasme
masyarakat terhadap olahraga sepak bola, terbatasnya akses masyarakat untuk
menggunakan lapangan desa, munculnya kasus pencurian pada shelter PKL,
adanya ketidakjujuran pada masyarakat desa penyewa shelter PKL, serta maraknya
pengemis dan pengamen di sekitar lapangan desa. Di sisi lain, dampak ekonomi
yang dirasakan masyarakat yakni terciptanya lapangan kerja baru sebagai pedagang
dan juru parkir pada shelter PKL, berkurangnya pemasukan kas karang taruna, dan
berhentinya kegiatan di shelter PKL ketika Piala Dunia U-17 2023 berlangsung.