Penelitian ini bertujuan menganalisis dampak penggunaan aplikasi kencan daring terhadap pola perilaku sosial remaja gay di Kota Surakarta beserta mendalami faktor-faktor yang mempengaruhinya dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan pendekatan fenomenologis. Pada penelitian ini, teori Tindakan Sosial digunakan untuk menganalisis motif dan faktor yang berpengaruh pada penggunaan aplikasi kencan daring oleh remaja gay di Kota Surakarta, dan teori Masyarakat Digital digunakan untuk mengeksplorasi bagaimana penggunaan aplikasi kencan daring pada remaja gay mempengaruhi interaksi sosial, pembentukan identitas, dan dinamika komunitas.
Aplikasi kencan daring sangat populer di kalangan remaja baik di Indonesia maupun dunia, dan juga dalam konteks ini oleh remaja gay di Kota Surakarta untuk mencari pasangan romantis atau hanya untuk mencari teman. Beberapa aplikasi kencan daring yang populer di kalangan remaja gay di Kota Surakarta, yaitu: Tinder, Bumble, dan Grindr. Indonesia sebagai negara yang menganut konsep ketimuran jelas menentang adanya perilaku homoseksual. Namun, fenomena homoseksual justru berkembang seiring dengan berkembangnya aplikasi kencan daring tersebut. Adapun perilaku homoseksual dilarang di Indonesia karena melanggar norma kesusilaan serta menjadi salah satu penyebab meningkatnya angka HIV/AIDS. Menurut data, pengguna dari aplikasi Tinder pada tahun 2023 mencapai 75 juta pengguna aktif (DemandSage, 2023) dan sejalan dengan data tersebut, pada tahun 2024 terdapat lebih dari 450.000 orang yang terkonfirmasi mengidap HIV/AIDS di Indonesia (Katadata, 2024). Tentunya perkembangan dari 2 data tersebut cukup signifikan dan berbanding lurus.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan aplikasi tersebut memiliki dampak yang signifikan terhadap pola perilaku sosial remaja gay di Kota Surakarta, diantaranya terkait interaksi sosial; para remaja gay di Kota Surakarta menjadi lebih percaya diri dengan identitas seksual mereka, lalu terkait pembentukan identitas; para remaja gay menjadi bebas dalam mengekspresikan diri mereka di aplikasi kencan daring secara anonim, dan terkait dinamika komunitas; aplikasi kencan daring memungkinkan penggunanya untuk bisa berkomunitas di dalamnya dan membentuk solidaritas baru. Selain itu, terdapat tantangan dan hambatan yang dialami, yaitu terkait masalah privasi dan keamanan serta ketergantungan. Kemudian, adanya fakta bahwa dengan maraknya penggunaan aplikasi kencan daring pada remaja gay di Kota Surakarta memungkinkan adanya peningkatan angka pengidap HIV/AIDS, juga menimbulkan dinamika sosial yang baru. Pada akhirnya, stigma negatif di dalam kehidupan remaja gay di Kota Surakarta menjadi satu hal yang terdampak dalam hal ini dan menimbulkan diskriminasi. Beberapa remaja gay di Kota Surakarta menganggap hal itu sebagai sebuah hambatan, namun beberapa diantaranya justru memanfaatkan kondisi tersebut untuk bisa lebih meningkatkan solidaritas sesama remaja gay di Kota Surakarta.