;
Dalam beberapa masyarakat
yang mengalami ketidaksetaraan gender, di mana laki-laki seringkali memiliki
kekuasaan yang tidak proporsional,
kehadiran seruan kesetaraan gender dapat menyebabkan gaya kepemimpinan
otoriter. Akibatnya, mendukung kesetaraan gender dapat dilihat sebagai
tantangan terhadap struktur kekuasaan masyarakat. Penelitian ini bertujuan
untuk mengidentifikasi dan menganalisis hubungan antara keksetaraan gender dan
gaya kepemimpinan otokratis. Penelitian ini menggunakan data kuantitatif dari
studi GLOBE di 62 negara, khususnya data masyarakat untuk skala kepemimpinan
otokratis dan data masyarakat untuk skala budaya termasuk keksetaraan gender.
Tiga variabel penelitian yang digunakan adalah keksetaraan gender sebagai
variabel independen, gaya kepemimpinan otokratis sebagai variabel dependen, dan
Asertivitas sebagai varibale moderasi. Temuan penelitian menunjukkan bahwa
keksetaraan gender berhubungan negatif dengan gaya kepemimpinan otokratis.
Asertivitas memiliki peran melemahkan asosiasi negatif antara kesetaraan gender
dan kepemimpinan otokratis. Assertiveness memberikan ruang bagi dialog terbuka,
pengambilan keputusan yang lebih partisipatif, dan negosiasi yang sehat,
sehingga mengurangi dampak negatif dari kesetaraan gender terhadap otoritarianisme
dalam kepemimpinan.