Sediaan topikal gel untuk antibakteri yang beredar di masyarakat
kebanyakan mengandung antibiotik sintetik yang dapat menimbulkan iritasi,
resistensi, bahkan imunohipersensitivitas. Minyak cengkeh merupakan golongan
minyak atsiri yang mengandung komponen utama eugenol yang memiliki aktivitas
analgesik, antiinflamasi, dan antimikroba, sehingga dapat dijadikan sebagai agen
antibakteri yang aman dan minim efek samping karena berasal dari bahan alam.
Basis laponite digunakan sebagai basis gel karena memiliki ukuran nanopartikel
dan belum banyak dikembangkan sebagai polimer penghantar obat. Laponite
memiliki kelebihan mampu mendispersikan bahan aktif tanpa tambahan emulgator.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh variasi konsentrasi minyak
cengkeh terinkorporasi dalam laponite terhadap sifat fisikokimia gel dan aktivitas
antimikroba terhadap bakteri Staphylococcus aureus dan jamur Candida albicans.
Penelitian ini dilakukan menggunakan metode eksperimental laboratorium.
Minyak cengkeh dilakukan pemeriksaan kandungan eugenol dengan metode GC-MS. Pembuatan sediaan gel basis laponite 2,5% menggunakan magnetic stirrer
selama ±4 jam di suhu ruang dan dimasukkan lemari pendingin hingga mengental,
ditambahkan bahan aktif secara bertahap dalam BSC, dengan variasi konsentrasi
minyak cengkeh 6%, 8%, dan 10% (%b/b). Sediaan gel diuji sifat fisikokimia
kemudian data dibandingkan dengan literatur dan diolah secara statistik
menggunakan metode ANOVA sehingga didapatkan satu formula terbaik yang diuji
aktivitas antimikroba.
Hasil penelitian menunjukkan semakin tinggi konsentrasi minyak cengkeh
maka menurunkan konsistensi sediaan gel, nilai pH, nilai daya lekat, serta nilai
viskositas, namun meningkatkan warna sediaan gel menjadi semakin pekat dan nilai
daya sebar sediaan gel. Didapatkan formula optimal yaitu formula 2 dengan
konsentrasi minyak cengkeh 8% yang memiliki nilai pH 7,45 ± 0,040; nilai daya
sebar 5,40 cm ± 0,033 cm; nilai daya lekat 1,06 detik ± 0,026 detik; dan nilai
viskositas 10840 mPas ± 429,527 mPas. Sediaan gel F2 terbukti memiliki kekuatan
antimikroba kategori sangat kuat terhadap bakteri Staphylococcus aureus ATCC
25923 yaitu sebesar 20,22 mm ± 1,361 mm dan jamur Candida albicans ATCC
14053 yaitu sebesar 49,02 mm ± 2,151 mm