Analisis kehilangan air irigasi sangat penting dilakukan karena kehilangan air pada saluran irigasi dapat berdampak negatif terhadap kinerja sistem irigasi secara keseluruhan. Kehilangan air yang terjadi dapat disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kerusakan pada saluran, evaporasi, rembesan, dan lain-lain yang dapat mengurangi daya guna penggunaan air. Oleh karena itu, analisis kehilangan air dapat membantu dalam mengetahui besarnya debit air yang hilang, serta faktor-faktor yang berpengaruh menyebabkan terjadinya kehilangan air, sehingga dapat dilakukan tindakan preventif dan perbaikan untuk meningkatkan produktivitas penggunaan air. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya nilai kehilangan air pada saluran sekunder Daerah Irigasi Colo timur. Metode pelaksanaan penelitian adalah melakukan pengukuran kehilangan air irigasi langsung dilapangan. Hasil yang didapatkan nilai rata-rata persentase kehilangan air dari saluran Sekunder Geneng sebesar 11,07?ngan persentase kehilngan air maksimum sebesar 23,66?n persentase kehilngan air minimum sebesar 2,84%, pada saluran Sekunder Pulosari didapatkan nilai rata-rata persentase kehilangan air sebesar 13,82?ngan persentase kehilngan air maksimum sebesar 18,38?n persentase kehilngan air minimum sebesar 9,36%, pada saluran Sekunder Krikilan didapatkan nilai rata-rata persentase kehilangan air sebesar 22,81?ngan persentase kehilngan air maksimum sebesar 26,01?n persentase kehilngan air minimum sebesar 19,22%. Faktor-faktor yang menyebabkan hilangnya air didapatkan nilai persentase rata-rata kehilangan air akibat evaporasi sebesar 0,22% pada saluran Sekunder Geneng, 0,04% pada saluran Sekunder Pulosari, dan 0,01% pada saluran Sekunder Krikilan. Untuk nilai persentase rata-rata kehilangan air akibat rembesan sebesar 0,001% pada saluran Sekunder Geneng, 0,0001% pada saluran Sekunder Pulosari dan saluran Sekunder Krikilan.