Sistem zonasi sekolah yang telah ditetapkan sebagai kebijakan penerimaan peserta didik baru
di sekolah negeri hadir sebagai salah satu upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi
disparitas pendidikan di Indonesia. Kebijakan ini dilaksanakan melalui seleksi calon peserta
didik baru dengan mengutamakan jarak rumah siswa menuju sekolah sehingga dapat
memperkecil jangkayan layanan sekolah sekaligus memastikan siswa yang seharusnya
terlayani sarana pendidikan mampu mengakses layanan tersebut. Hadirnya sistem zonasi
sekolah merubah distribusi daerah asal siswa sehingga mengubah pergerakan siswa, dan dalam
skala kumulatif berpotensi mengubah kinerja jalan perkotaan. SMAN 1 dan SMAN 2
Purwokerto terletak di pusat pendidikan area perkotaan Purwokerto dan merupakan sekolah
dengan cakupan jangkauan layanan yang luas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
bagaimana keterkaitan sistem zonasi sekolah terhadap tingkat perubahan pergerakan siswa.
Pendekatan penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik analisis statistika
deskriptif dan analisis spasial menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG). Berdasarkan
hasil analisis yang didapatkan diketahui bahwa pasca penerapan sistem zonasi di SMAN 1 dan
SMAN 2 Purwokerto jangkauan layanan sekolah mengecil dengan selisih sebesar 2,32 Km.
Jumlah perubahan pergerakan siswa didominasi pada kategori “Sedang” dan secara rata-rata
penurunan pergerakan siswa yang terjadi di kawasan penelitian mencapai 111,14%. Penurunan
pergerakan siswa yang terjadi sebanding dengan penurunan derajat kejenuhan kinerja jalan
pada 6 ruas dari 12 ruas jalan di kawasan.