Penelitian ini bertujuan untuk: (1) mengidentifikasi pengetahuan ilmiah yang terkandung dalam proses pembuatan Gula Jawa; dan (2) mengidentifikasi potensi pengetahuan ilmiah yang terkandung dalam proses pembuatan Gula Jawa terhadap pemberdayaan kemampuan berpikir ilmiah siswa. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan etnografi. Sumber data pada penelitian ini meliputi pengrajin Gula Jawa yang berada di Desa Pageraji dan Desa Cilongok, Kecamatan Cilongok, Kabupaten Banyumas, serta jurnal atau buku yang mendukung penelitian. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara, observasi, dan dokumentasi. Teknik uji validitas data dilakukan dengan triangulasi teknik. Teknik analisis data dengan menggunakan teknik analisis interaktif Miles dan Huberman. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses pembuatan pembuatan Gula Jawa meliputi: (1) persiapan alat dan bahan; (2) penyadapan nira kelapa; (3) pemasakan nira kelapa; (4) pencetakan; (5) pengemasan; dan (6) penyimpanan Gula Jawa. Pengetahuan ilmiah pada proses pembuatan Gula Jawa berpotensi memberdayakan kemampuan berpikir ilmiah siswa yang meliputi empat aspek, yaitu: (1) inquiry; (2) analysis; (3) inference; dan (4) argument. Kesimpulan dari penelitian ini adalah: (1) terdapat pengetahuan ilmiah pada proses pembuatan Gula Jawa yang ditinjau dari tiga aspek meliputi biologi: pemanfaatan biomassa kayu bakar atau serbuk kayu sebagai bahan bakar pemasakan nira kelapa, mikroorganisme pada nira kelapa; kimia: unsur utama besi cor yang digunakan sebagai wajan pemasakan nira, pembakaran biomassa, pengawet alami, kadar air, kadar gula reduksi, pH, reaksi Maillard dan karamelisasi, perubahan zat; dan fisika: sifat besi sebagai konduktor, konduktivas termal besi dan titik leleh besi, filtrasi/penyaringan, perpindahan kalor, peningkatan viskositas dengan adanya penurunan suhu, dan penguapan kadar air, dan (2) pengetahuan ilmiah dalam proses pembuatan Gula Jawa berpotensi dalam memberdayakan kemampuan berpikir ilmiah siswa, karena pengetahuan ilmiah tersebut dapat memfasilitasi dalam pemberdayaan aspek inquiry, analysis, inference, dan argument siswa.