Beton geopolimer
merupakan jenis beton yang reaksi pengikatnya bukanlah reaksi hidrasi melainkan
reaksi polimerisasi. Beton geopolimer tidak menggunakan semen dan sebagai
penggantinya digunakan abu terbang (Fly ash) yang merupakan sisa hasil
pembakaran batu bara. Fly ash berperan sebagai prekursor pada reaksi
kimia yang terjadi pada beton geopolimer. Oleh karena itu, dalam pembuatan
beton geopolimer fly ash membutuhkan alkali aktivator yang sesuai dengan
kandungan senyawa di dalamnya agar mampu bereaksi membentuk material yang
memiliki sifat seperti semen. Alkali aktivator yang digunakan adalah sodium
silikat (SS) dan sodium hidroksida (SH).
Metode yang
digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif eksperimental dengan melakukan
variasi rasio sodium silikat dan sodium hidroksida 0,5; 1,0; dan 1,5 pada beton
geopolimer dengan kadar aktivator 0,43. Benda uji yang digunakan berbentuk
silinder dengan ukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm. Hasil dari penelitian
ini adalah kajian kuat tekan dan toughness beton geopolimer berumur 28
hari dengan variasi SS/SH 0,5-1,5 pada kadar aktivator 0,43.
Hasil pengujian
kuat tekan beton dan toughness geopolimer dengan variasi rasio sodium
silikat dan sodium hidroksida 0,5; 1,0; dan 1,5 pada kadar aktivator 0,43
masing-masing sebesar 33,61 MPa; 34,33 MPa; 40,11 MPa dan 0,2372 x 105;
0,2375 x 105; 0,2741 x 105. Nilai kuat tekan dan toughness
maksimum beton geopolimer dengan rasio SS/SH (0,5-1,5) pada kadar aktivator
0,43 berturut-turut sebesar 40,11 MPa dan 0,2741 x 105 J/m3.