Kecamatan Karanganyar menjadi tempat dengan jumlah perceraian tertinggi di Kabupaten Karanganyar pada tahun 2023. Sebagai wilayah fungsional Kabupaten Karanganyar, Kecamatan Karanganyar menjadi tempat dimana laki-laki dan perempuan dapat bekerja dengan setara. Penelitian terdahulu menyebutkan bahwa dengan responsif gender keluarga bisa mempunyai ketahanan keluarga yang lebih baik. Disini timbul pertanyaan, dimana keluarga responsif gender tentunya tetap mempunyai masalah dan juga nyatanya tak sedikit keluarga responsif gender bercerai. Penelitian ini bertujuan mengetahui strategi ketahanan keluarga yang dimiliki oleh keluarga yang responsif gender, faktor pendukung, faktor penghambat dan dampaknya dengan melibatkan keluarga bercerai sebagai pembanding. Teori yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis gender model Harvard. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah data primer dengan wawancara mendalam sebagai alat pengumpulan data, juga data sekunder berupa arsip dan dokumen terkait. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah KUA sebagai informan Kunci, keluarga utuh dan bercerai sebagai informan utama dan kerabat keluarga dan ketua RT sebagai informan pendukung dan juga validitas informan utama. Teknik pengambilan informan adalah teknik snowball sampling. Peneliti menggunakan teknik analisis data dari Miles dan Huberman yang memiliki 3 alur dalam menganalisis yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi ketahanan keluarga yang dimiliki oleh keluarga responsif gender meliputi 5 dimensi ketahanan keluarga. Ketahanan legalitas dan keutuhan keluarga, dengan surat resmiĀ perkawinan/ surat nikah, surat-surat lain dalam keluarga seperti KK dan Akta Kelahiran anak, dan tinggal serumah. Ketahanan fisik, keluarga melakukan olahraga secara rutin dan semua anggota keluarga mendapatkan makanan dengan nutrisi yang baik dan meminum suplemen dan vitamin tambahan. Ketahanan ekonomi, keluarga Suami dan istri bekerja keras dan disiplin dalam menjalani kewajiban pekerjaan sesuai aturan, tidak berhutang dan tidak memiliki cicilan serta mempunyai tabungan untuk masa depan. Ketahanan psikologis, keluarga dapat mengontrol emosi dengan baik, berkomunikasi secara efektif dan taat hukum. Ketahanan sosial budaya, keluarga aktif berinteraksi dengan tetangga, mengikuti organisasi dan kegiatan di masyarakat. Faktor pendukung seperti kesadaran diri yang dimiliki anggota keluarga dan dapat memenuhi kebutuhan ekonomi. Faktor penghambat seperti orang tua atau mertua yang tidak mendukung dan rasa segan yang timbul kepada orang tua atau mertua. Dampak positif yaitu, terbuka tentang pengelolaan uang, kesehatan keluarga meningkat, ekonomi di dalam keluarga lebih stabil, komunikasi yang lebih efektif, relasi dengan masyarakat lebih baik dan pekerjaan rumah yang dilakukan bersama. Dampak negatif berupa waktu bersama keluarga yang kurang dan perlu bantuan orang ketiga untuk mengurus anak