Abstrak


Uji Aktivitas Antiinflamasi Kombinasi Ekstrak Estanol Herba Kumis Kucing (Orthosiphon stamineus Benth.) Dan Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera Lam.) Pada Tikus Putih Jantan Galur Wistar


Oleh :
Bintang Teguh Suryadi - M0620013 - Fak. MIPA

Inflamasi didefinisikan sebagai reaksi respons mekanisme lokal perlindungan tubuh terhadap aktivitas kerusakan sel maupun jaringan yang disebabkan berbagai faktor. Respons inflamasi umumnya ditandai dengan kondisi berupa rubor (kemerahan), kalor (panas), dolor (nyeri), dan tumor (pembengkakan). Herba kumis kucing (Orthosiphon stamineus Benth.) dan daun kelor (Moringa oleifera Lam.) berpotensi memiliki aktivitas antiinflamasi dengan mekanisme aksi berbeda dan tanpa efek samping dibandingkan konsumsi obat sintetik.

Jenis penelitian ini eksperimental laboratorium dengan hewan uji yang diinduksi karagenan 1% secara sub-plantar pada 30 menit awal sebagai mediator inflamasi. Hewan uji yang digunakan tikus putih jantan Galur wistar berjumlah 50 ekor dan dibagi dalam sepuluh kelompok yaitu, kontrol normal, kontrol negatif (Na-CMC 0,25%), kontrol positif (Natrium diklofenak 4,5 mg/KgBB), kelompok herba kumis kucing (490 mg/KgBB), kelompok daun kelor (490 mg/KgBB), kelompok kombinasi dengan perbandingan 1:1, 1:2, 2:1 antara herba kumis kucing dan daun kelor, kelompok herba kumis kucing (980 mg/KgBB) dan kelompok daun kelor (980 mg/KgBB). Pengamatan uji antiinflamasi dilakukan selama 6 jam. Data hasil ditentukan nilai Volume udem (Vu), AUC, dan persentase Daya Anti Inflamasi (?I). Selanjutnya data dianalisis menggunakan SPSS dan hasil sifat kombinasi dianalisis menggunakan Compusyn.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa semua kelompok uji memiliki perbedaan bermakna dibandingkan dengan kontrol negatif (Na-CMC 0,25%). Kelompok V dengan dosis perbandingan 2:1 ekstrak herba kumis kucing dan daun kelor memiliki ?I sebesar 53,158% kelompok ini memiliki nilai yang lebih besar dalam antiinflamasi dibandingkan kelompok uji lain, akan tetapi masih dibawah kontrol positif (natrium diklofenak) yang memiliki ?I sebesar 54,509%. Analisis statistik dari perlakuan setiap kelompok memberikan hasil pengaruh yang signifikan (Sig. P<0>