Biphenyl (C12H10)
adalah salah satu produk intermediet yang memiliki fungsi sebagai pelarut dalam produksi
obat-obatan, pembawa zat warna tekstil, pembawa zat warna tinta cetak, serta
sebagai media transfer panas (dowtherm). Kebutuhan spesifik untuk 1 kg produk biphenyl diperlukan
bahan baku 1,38 kg benzena, serta menghasilkan hidrogen 0,01 kg dan sisa
benzena 0,37 kg. Pabrik biphenyl direncanakan beroperasi pada tahun 2027
di Kawasan Industri Cilacap, Jawa Tengah dengan kapasitas 15.000 ton/tahun.
Reaksi pembentukan biphenyl dari benzena diawali
melalui proses thermal dehydrocondensation pada reaktor. Reaksi ini berlangsung
pada plug flow reactor (PFR) dengan kondisi operasi 790°C – 675°C dan tekanan 1,5 bar. Reaksi berlangsung pada kondisi adiabatic,
non-isothermal, dan bersifat endotermis dengan
konversi biphenyl sebesar 12%. Aliran keluar reaktor kemudian dikondensasikan
sebelum masuk ke separator untuk memisahkan hidrogen dan biphenyl. Hasil
atas separator berupa hidrogen dialirkan ke flare sementara hasil bawah
berupa biphenyl dan benzena yang dimurnikan dalam menara distilasi. Benzena
hasil keluaran atas menara distilasi di-recycle ke mixer
sedangkan hasil bawah keluaran menara distilasi berupa biphenyl dengan
kemurnian 99,99% yang dialirkan ke prilling tower dan produk berupa
serbuk padat disimpan dalam silo.
Unit pendukung proses pabrik untuk 1 kg produk biphenyl
memerlukan unit pengadaan air sebesar 68,12 m3, superheated steam
7 bar sebesar 1,68
kg, udara tekan
sebesar 0,037 m3, tenaga listrik sebesar 0,259 kWh, dan
bahan bakar berupa IDO (Industrial Diesel Oil) sebesar 0,86 L dan HSD (High
Speed Diesel) sebesar 0,028 L. Pabrik juga didukung laboratorium yang
mengontrol mutu bahan baku dan produk serta bahan buangan pabrik berupa cairan
dan gas.
Bentuk perusahaan yang dipilih adalah Perseroan
Terbatas (PT), dengan struktur organisasi line and staff. Sistem kerja
karyawan berdasarkan pembagian jam kerja terdiri dari karyawan shift
sebanyak 148 karyawan dan non-shift sebanyak 95 karyawan.
Hasil analisis ekonomi untuk pabrik yang beroperasi
selama 330 hari/tahun ini diperoleh, ROROI (Rate of Return on Investment)
sebesar 46,88%, PBP (Pay Back Period) selama 4,5 tahun, dan CCR (Cummulative
Cash Ratio) 2,64. Nilai profitabilitas discounted DPBP (Discounted
Payback Period) selama 6 tahun dan DCFROR (Discounted Cash Flow Rate of
Return) sebesar 18,49%. Evaluasi resiko berupa BEP (Break Event Point)
sebesar 50,48%, dan SDP (Shut Down Point) 35,64%. Pada akhir tahun
ekonomi pabrik memiliki Net Present Value (NPV) setara dengan Rp481 miliar.
Berdasarkan analisis kelayakan teknologi, keselamatan lingkungan, dan ekonomi,
pabrik ini layak didirikan.