Pangeran Mangkubumi adalah seorang bangsawan dari Kerajaan Mataram Islam yang berani melakukan perlawanan terhadap kolonial VOC yang telah sedemikian rupa mencampuri internal beserta kebijakan Kerajaan Mataram Islam yang terjadi di Tanah Sukowati. Adapun di zaman saat ini banyak bermunculan tafsir yang memunculkan desas-desus pemberontakan di balik perjuangan Pangeran Mangkubumi di Tanah Sukowati, kontroversi hubungan antara Sunan Pakubuwono II dengan Pangeran Mangkubumi yang dianggap bermusuhan serta, menimbulkan kontroversi berupa terbentuknya keyakinan bahwa jasad sang pangeran telah dimakamkan di Makam Sukowati yang terletak di Kabupaten Sragen. Penulis dalam hal ini mengangkat terkait kisah perjuangan Pangeran Mangkubumi di Tanah Sukowati dengan tujuannya adalah untuk membuat klarifikasi atas berbagai hal yang menimbulkan kontroversi atau ambiguitas keyakinan di benak masyarakat.
Dalam pembuatan film dokumenter “MANGKUBUMI The Prince of Sukowati”, penulis utamanya memiliki peran sebagai penulis naskah yang memiliki banyak andil dalam tahap praproduksi termasuk melakukan observasi serta segala bentuk kepenulisan naskah termasuk pembuatan naskah skenario. Lalu pada tahap pascaproduksi dengan tanggung jawabnya untuk membantu sinkronisasi antara hasil edit dengan jalur cerita yang telah dibuat. Adapun juga penulis memiliki peran tambahan sebagai pewawancara selama masa produksi yang memiliki tugas, dalam melakukan kegiatan wawancara bersama dengan narasumber-narasumber yang telah ditentukan pada tahap praproduksi.
Pada kesimpulannya, film dokumenter “MANGKUBUMI The Prince of
Sukowati” ini telah dibuat sesuai dengan substansinya yakni untuk membuat
klarifikasi terhadap kontroversi yang ada mencakup kontroversi motif perjuangan
Pangeran Mangkubumi di Tanah Sukowati, kontroversi hubungan Pangeran
Mangkubumi dengan Sunan Pakubuwono II selaku pemerintah yang sah kala
itu, serta kontroversi terhadap keberadaan Makam Sukowati yang dianggap
sebagai letak Pangeran Mangkubumi dimakamkan.